
Virus Kian Mewabah, Emiten Batu Bara Jadi 'Korban' Corona?
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 February 2020 11:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menegaskan belum akan memangkas proyeksi pendapatan di kuartal 1-2020 di tengah sentimen meluasnya penyebaran virus corona dari Wuhan, China.
Negeri Tirai Bambu memang menjadi salah satu negara tujuan ekspor batu bara PTBA. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Hadis Surya Palapa mengatakan, kendati sejumlah pabrik di China harus tutup karena isu ini, dia mengatakan belum ada penurunan permintaan batu bara dari China.
"Sampai saat ini belum ada penurunan demand. Kebetulan pasar kami di China tidak terlalu besar, hanya 5% saja dari total ekspor. Target pendapatan juga belum ada rencana perubahan," kata Hadis Surya, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (12/2/2020).
Pada tahun ini, perusahaan dengan kode saham PTBA ini membidik total produksi batu bara 30 juta ton dengan alokasi belanja modal sebesar Rp 4 triliun.
Sebagai gambaran, untuk target produksi sepanjang tahun 2019 diproyeksikan mencapai 27,26 juta ton dengan volume pengangkutan kereta api sebanyak 25,3 juta ton. Porsi penjualan ekspor dan domestik masih akan dijaga di level seimbang 50:50 dengan target ekspor sebanyak 10,76 juta ton.
Hingga 9 bulan pertama 2019, laba bersih PTBA tercatat mengalami penurunan 21,08% menjadi Rp 3,10 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,92 triliun. Laba yang turun ini juga menyebabkan terkikisnya nilai laba per saham perusahaan menjadi Rp 280 dari sebelumnya senilai Rp 373.
Pada periode sama, pendapatan perusahaan naik tipis 1,36% dari akhir September 2018 sebesar Rp 16,03 triliun menjadi Rp 16,25 triliun di akhir kuartal III 2019.
Data mencatat, jumlah korban tewas akibat epidemi virus corona kembali melonjak di China. Per Rabu pagi (12/2/2020), jumlahnya naik menjadi 1.110 orang tewas setelah provinsi Hubei melaporkan 94 kematian baru.
Provinsi Hubei yang beribukota Wuhan merupakan pusat wabah berada dan merupakan wilayah yang paling terdampak. Virus corona jenis baru ini ditemukan di sebuah pasar hewan di kota Wuhan pada bulan Desember.
Sementara itu jumlah kasus baru juga terus meningkat. "Ada 1.638 kasus baru di provinsi pusat," kata komisi kesehatan Hubei dalam laporan hariannya, mengutip laporan AFP, Rabu.
Ini menjadikan total kasus di China mencapai lebih dari 33.000 kasus. Sedangkan jika menghitung dalam skala global, kasus virus korona yang dikonfirmasi sekarang setidaknya 44.138 kasus.
(tas/tas) Next Article PTBA Mau Bagikan Dividen Jumbo, Sahamnya Melesat Nyaris 10%
Negeri Tirai Bambu memang menjadi salah satu negara tujuan ekspor batu bara PTBA. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Hadis Surya Palapa mengatakan, kendati sejumlah pabrik di China harus tutup karena isu ini, dia mengatakan belum ada penurunan permintaan batu bara dari China.
"Sampai saat ini belum ada penurunan demand. Kebetulan pasar kami di China tidak terlalu besar, hanya 5% saja dari total ekspor. Target pendapatan juga belum ada rencana perubahan," kata Hadis Surya, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (12/2/2020).
Sebagai gambaran, untuk target produksi sepanjang tahun 2019 diproyeksikan mencapai 27,26 juta ton dengan volume pengangkutan kereta api sebanyak 25,3 juta ton. Porsi penjualan ekspor dan domestik masih akan dijaga di level seimbang 50:50 dengan target ekspor sebanyak 10,76 juta ton.
Hingga 9 bulan pertama 2019, laba bersih PTBA tercatat mengalami penurunan 21,08% menjadi Rp 3,10 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,92 triliun. Laba yang turun ini juga menyebabkan terkikisnya nilai laba per saham perusahaan menjadi Rp 280 dari sebelumnya senilai Rp 373.
Pada periode sama, pendapatan perusahaan naik tipis 1,36% dari akhir September 2018 sebesar Rp 16,03 triliun menjadi Rp 16,25 triliun di akhir kuartal III 2019.
Data mencatat, jumlah korban tewas akibat epidemi virus corona kembali melonjak di China. Per Rabu pagi (12/2/2020), jumlahnya naik menjadi 1.110 orang tewas setelah provinsi Hubei melaporkan 94 kematian baru.
Provinsi Hubei yang beribukota Wuhan merupakan pusat wabah berada dan merupakan wilayah yang paling terdampak. Virus corona jenis baru ini ditemukan di sebuah pasar hewan di kota Wuhan pada bulan Desember.
Sementara itu jumlah kasus baru juga terus meningkat. "Ada 1.638 kasus baru di provinsi pusat," kata komisi kesehatan Hubei dalam laporan hariannya, mengutip laporan AFP, Rabu.
Ini menjadikan total kasus di China mencapai lebih dari 33.000 kasus. Sedangkan jika menghitung dalam skala global, kasus virus korona yang dikonfirmasi sekarang setidaknya 44.138 kasus.
(tas/tas) Next Article PTBA Mau Bagikan Dividen Jumbo, Sahamnya Melesat Nyaris 10%
Most Popular