Dihantui Virus Corona, IHSG Ditutup Turun 0,79%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 February 2020 16:51
Defisit Transaksi Berjalan Menipis
Foto: ist
Dari dalam negeri, kinerja IHSG terangkat oleh sentimen positif yang datang dari riis data neraca pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal IV-2019, sekaligus keseluruhan tahun 2019. Bersamaan dengan rilis data NPI, Bank Indonesia (BI) juga merilis data neraca transaksi berjalan yang merupakan bagian dari NPI.

Pada kuartal IV-2019, BI mencatat bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) berada di level 2,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB), membaik dari capaian pada kuartal IV-2018 yang sebesar 3,72%. Untuk keseluruhan tahun 2020, CAD tercatat berada di level 2,72% dari PDB, lebih baik dari capaian pada tahun 2018 yang sebesar 2,94%.

Sebagai informasi, transaksi berjalan merupakan faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Untuk NPI, pada kuartal IV-2019 NPI tercatat membukukan surplus senilai US$ 4,28 miliar, membawa NPI untuk keseluruhan tahun 2019 mencetak surplus US$ 4,68 miliar. Capaian ini jauh membaik jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 kala NPI membukukan defisit senilai US$ 7,13 miliar.

Dengan adanya harapan bahwa kinerja rupiah akan relatif oke di masa depan, koreksi IHSG pun menipis. Untuk diketahui, rupiah memang merupakan faktor penting dalam menentukan keputusan investor, terutama investor asing, di pasar saham Indonesia.

Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga mereka akan cenderung enggan untuk melakukan aksi beli di pasar saham. Sebaliknya, kala rupiah menguat investor asing berpotensi untuk meraup keuntungan tambahan dari selisih kurs sehingga aksi beli akan cenderung mereka melakukan di pasar saham.

Di sepanjang tahun 2019, rupiah sudah membukukan apresiasi sebesar 1,37% melawan dolar AS di pasar spot. Dibutuhkan suntikan energi yang berlebih bagi rupiah untuk bisa terus menguat melawan dolar AS dan kini suntikan energi tersebut datang dari menipisnya CAD dan NPI yang berbalik menjadi surplus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular