Mata Uang Asia Sudah Menguat, Rupiah Betah Amat Melemah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 February 2020 15:15
Mata Uang Asia Sudah Menguat, Rupiah Betah Amat Melemah!
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kekhawatiran terhadap penyebaran virus Corona perlahan mereda. Namun ini belum bisa membawa rupiah mentas dari zona merah.

Pada Senin (10/2/2020) pukul 14:32 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.702. Rupiah melemah 0,23% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Saat ini, rupiah adalah satu dari sedikit mata uang utama Asia yang masih melemah. Mayoritas mata uang utama Benua Kuning berhasil menguat di hadapan dolar AS, bahkan yuan China pun terapresiasi.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 14:34 WIB:

 

Hari ini, musim liburan Tahun Baru Imlek di China yang diperpanjang telah usai. Masyarakat kembali beraktivitas meski dihantui penyebaran virus Corona yang kian luas.


Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 14:33 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 40.547 di mana 40.171 berada di China. Korban jiwa tercatat 910 orang, hampir seluruhnya juga di Negeri Tirai Bambu.

Coronavirus 2019-nCoV Global Cases by Johns Hopkins CSSE
 

Meski hati-hati, tetapi aktivitas ekonomi di China mulai bergeliat. Misalnya pabrik pembuat mobil listrik terkemuka Tesla di Shanghai, yang mulai berproduksi kembali pada 10 Februari. Sebelumnya, pabrik ini berencana menunda pengiriman produksi unit Tesla Model 3 selama 1-1,5 pekan.

Kemudian Foxconn, raksasa pembuat komponen perangkat telekomunikasi, juga telah mengaktifkan kembali proses produksi di pabrik Zhengzhou. Sekitar 16.000 orang mulai kembali bekerja hari ini.

Well, kekhawatiran terhadap virus Corona sepertinya bisa diturunkan sedikit. Pasalnya, saat ini tren penyebaran virus Corona mulai melandai.

"Selama akhir pekan lalu, terjadi perlambatan kasus baru virus Corona baik di Provinsi Hubei atau di China secara umum. Jumlah kasus baru naik sekitar 4.000 setelah meningkat 5.000 pada 5 Februari. Mereka yang berhasil pulih juga meningkat dengan rasio 8,2%, naik dibandingkan posisi 6 Februari yaitu 4,9%," papar riset Citi.

Citi
 
Di China, lanjut riset Citi, kasus terbanyak adalah di Provinsi Hubei yang menjadi ground zero penyebaran virus Corona. Rasio kematian akibat Corona di provinsi ini adalah yang tertinggi yaitu 2,9%.

Namun ini lebih disebabkan oleh keterbatasan fasilitas dan tenaag medis. Di luar Hubei, rasio kematian jauh lebih rendah yaitu 0,4%.


Kemudian, tambah riset Citi, jumlah kasus di luar China juga tidak banyak berubah dengan tambahan di bawah 20 per hari. Dengan upaya global yang lebih terkoordinasi diharapkan vaksin untuk virus Corona segera ditemukan meski belum bisa diproduksi secara massal.

Berbagai kabar baik itu berhasil mendongkrak risk appetite pelaku pasar. Namun sayang, sejauh ini rupiah baru bisa menipiskan pelemahan, belum bisa menyeberang ke zona menyusul para tetangganya.



TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular