Dolar AS Terlalu Kuat, Pakai Obat Apa Sih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 February 2020 08:37
Data Tenaga Kerja Bikin Dolar AS Perkasa
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Rilis data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam jadi 'obat kuat' yang cespleng buat greenback. Pada Januari 2020, perekonomian AS mencetak 225.000 lapangan kerja. Jauh lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 160.000.

"Pasar tenaga kerja AS sedang 'berapi-api' di seluruh silindernya, sudah jelas perekonomian masih ekspansif. Dengan demikian, The Fed (The Federal Reserves, Bank Sentral AS) sepertinya bisa menahan suku bunga lebih lama," kata Oliver Konzeoue, FX Sales Trader di Saxo Markets yang berbasis di London, seperti dikutip dari Reuters.

Tahun lalu, The Fed menurunkan suku bunga acuan tiga kali untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Negeri Adidaya. Hasilnya lumayan, saat negara maju lainnya terpincang-pincang bahkan nyaris jatuh ke jurang resesi, ekonomi AS masih tumbuh positif meski melambat.

 


Memasuki 2020, ada harapan pertumbuhan ekonomi AS bakal terus positif. Pasalnya, AS dan China sudah menyepakati perjanjian damai dagang Fase I yang menjadi pintu masuk untuk mengakhiri perang dagang.

Oleh karena itu, sepertinya perekonomian AS memang sudah tidak membutuhkan stimulus berupa penurunan suku bunga acuan. Ekspansi ekonomi sudah terjadi secara natural melalui mekanisme pasar tanpa campur tangan bank sentral.

Peluang penurunan suku bunga acuan yang semakin kecil membuat dolar AS menjadi menarik untuk dikoleksi. Keuntungan berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS masih akan menguntungkan. Ini membuat pelaku pasar memburu dolar AS sehingga nilai tukarnya menguat.


(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular