Data Ekonomi Jerman Terburuk dalam 10 Tahun, Euro Terpuruk

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 February 2020 21:10
Destatis melaporkan produksi industri Negeri Panzer bulan Desember turun 3,5% month-on-month (MoM)
Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam lima hari terakhir. Tidak hanya itu, pada perdagangan hari ini, Jumat (7/2/2020), mata uang 19 negara ini juga menyentuh level terlemah dalam empat bulan terakhir.

Euro melemah 0,31% ke level US$ 1,0946, yang merupakan level terlemah sejak 8 Oktober lalu. Posisi euro sedikit membaik, berada di level US$ 1,0959 atau melemah 0,19% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Total dalam lima hari terakhir, euro melemah 1,21%.

Pelemahan euro hari ini dipicu buruknya data ekonomi Jerman yang buruk. Destatis melaporkan produksi industri Negeri Panzer bulan Desember turun 3,5% month-on-month (MoM). Penurunan tersebut merupakan yang terbesar dalam dalam satu dekade terakhir.



Berbanding terbalik dengan Jerman, data ekonomi AS dirilis cukup bagus sepanjang pekan ini. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan purchasing managers' index (ISM) bulan Januari naik menjadi 50,9 dari bulan sebelumnya 47,2. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atas 50 berarti ekspansi, sementara di bawah berarti kontraksi.

Rilis data tersebut terbilang mengejutkan mengingat polling Reuters memprediksi kenaikan hanya ke 48,5 atau masih berkontraksi. Sementara itu dari sektor non manufaktur, ISM melaporkan peningkatan ekspansi menjadi 55,5, dari sebelumnya 55.

Kemudian Automatic Data Processing Inc. (ADP) melaporkan sepanjang bulan Januari sektor swasta AS menyerap 291.000 tenaga kerja, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Desember sebanyak 199.000 orang.



Terbaru, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang Januari ekonomi AS menyerap 225.000 tenaga kerja, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 147.000 tenaga kerja. Tingkat tenaga kerja naik menjadi 3,6% naik dari bulan Desember 3,5%. Selain itu rata-rata upah per jam tumbuh 0,2% di bulan Januari dari bulan sebelumnya yang tumbuh 0,1%.

Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan kebijakan moneter. Serangkaian data yang cukup bagus tersebut tentunya menguatkan sikap The Fed untuk mempertahankan suku bunga di tahun ini, dampaknya dolar AS menjadi perkasa di hadapan euro.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular