
Analisis
Dari Juara, Rupiah Kini Terburuk di Asia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 February 2020 13:26

Jika dilihat secara teknikal, belum ada perubahan outlook untuk jangka menengah.
Penguatan rupiah terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan lalu.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%. Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
Sejak saat itu, penguatan rupiah belum terbendung. Jika melihat Descending Triangle, dari titik atas Rp 14.525/US$ hingga ke batas bawah Rp 13.885/US$, ada jarak sebesar Rp 640.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Sementara pada Senin (3/2/2020) lalu muncul pola White Marubozu yang merupakan kebalikan dari Black Marubozu. White Marubozu menjadi sinyal harga suatu instrumen akan bergerak naik lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS vs rupiah yang disimbolkan USD/IDR bergerak naik, artinya dolar AS menguat melawan rupiah.
Tetapi White Marubozu tersebut menjadi false signal, rupiah justru perkasa sejak hari Selasa hingga Kamis kemarin.
Melihat grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan naik, sehingga rupiah masih berisiko melemah.
Rupiah kini bergerak di atas Rp 13.640/US$ yang menjadi support terdekat. Selama tertahan di atas level tersebut rupiah berisiko melemah ke Rp 13.685/US$.
Sementara jika mampu menembus ke bawah support, rupiah berpeluang memangkas pelemahan ke Rp 13.620/US$. Rupiah berpotensi menguat menuju Rp 13.590/US$ jika mampu menembus level tersebut pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Penguatan rupiah terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus di awal bulan lalu.
![]() Sumber: Refinitiv |
Sejak saat itu, penguatan rupiah belum terbendung. Jika melihat Descending Triangle, dari titik atas Rp 14.525/US$ hingga ke batas bawah Rp 13.885/US$, ada jarak sebesar Rp 640.
Ketika pola Descending Triangle berhasil ditembus, maka target yang dituju juga sebesar jarak titik atas hingga ke batas bawah. Dengan demikian, berdasarkan pola tersebut, secara teknikal rupiah masih memiliki ruang menguat hingga ke Rp 13.245/US$ dalam jangka menengah.
Sementara pada Senin (3/2/2020) lalu muncul pola White Marubozu yang merupakan kebalikan dari Black Marubozu. White Marubozu menjadi sinyal harga suatu instrumen akan bergerak naik lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS vs rupiah yang disimbolkan USD/IDR bergerak naik, artinya dolar AS menguat melawan rupiah.
Tetapi White Marubozu tersebut menjadi false signal, rupiah justru perkasa sejak hari Selasa hingga Kamis kemarin.
![]() Sumber: Refinitiv |
Melihat grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan naik, sehingga rupiah masih berisiko melemah.
Rupiah kini bergerak di atas Rp 13.640/US$ yang menjadi support terdekat. Selama tertahan di atas level tersebut rupiah berisiko melemah ke Rp 13.685/US$.
Sementara jika mampu menembus ke bawah support, rupiah berpeluang memangkas pelemahan ke Rp 13.620/US$. Rupiah berpotensi menguat menuju Rp 13.590/US$ jika mampu menembus level tersebut pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular