
Kurs Dolar Singapura Menguat, tapi Masih di Bawah Rp 9.900
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 February 2020 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (7/2/2020), tetapi masih di bawah level Rp 9.900/SG$.
Pada pukul 11:15 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 9.898,55, dolar Singapura menguat 0,33% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Sebelumnya, mata uang Negeri Merlion ini merosot tiga hari beruntun akibat risiko melambatnya ekonomi Singapura yang terdampak virus corona. Total dalam tiga hari tersebut, dolar Singapura merosot 2,13% dan berada di level terlemah sejak Oktober 2017.
Wabah virus corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda, Berdasarkan data dari ArcGis, hingga saat ini jumlah korban meninggal akibat virus corona sebanyak 638 orang, dan telah menjangkiti 31.000 orang di berbagai negara.
Setelah China yang menjadi asal virus corona, Singapura menjadi negara yang paling banyak terjangkit dengan total pasien yang dinyatakan positif menderita virus corona sebanyak 30 orang hingga Kamis kemarin, bertambah dua orang dibandingkan hari sebelumnya.
Singapura merupakan salah satu tujuan utama wisatawan asal China dan juga merupakan travel hub regional sehingga rentan terhadap wabah virus corona.
Akibat wabah virus corona, jumlah wisatawan asal Negeri Tiongkok diprediksi akan menurun drastis.
Berdasarkan data Singapore Tourism Board (STB) sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.
Sektor pariwisata Singapura diprediksi akan terpukul akibat wabah yang sudah menewaskan 638 orang.
"Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China" kata STB sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Untuk mitigasi dampak virus corona, STB memberikan insentif dengan meniadakan biaya lisensi untuk hotel, travel agent, dan tour guide. STB juga akan membiayai pembersihan hotel yang menyediakan akomodasi bagi pasien yang positif maupun terduga terjangkit virus corona.
Tidak hanya sektor pariwisata, sektor perdagangan juga berisiko mendapat pukulan berat.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus "siap secara mental" menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih "luas, dalam, dan panjang" dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.
"Apa yang harus kita siapkan secara mental adalah dampak dari gangguan yang akan dialami ekonomi China, pada rantai pasokan, yang akan lebih luas, dan lebih dalam karena keterkaitan dengan ekonomi global, dan pastinya dengan ekonomi Singapura" kata Chan sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Sejak munculnya wabah corona dua pekan lalu hingga Kamis kemarin, dolar Singapura sudah melemah 2,93% melawan rupiah, dan sejak awal tahun tercatat merosot 4,88%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Pada pukul 11:15 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 9.898,55, dolar Singapura menguat 0,33% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Sebelumnya, mata uang Negeri Merlion ini merosot tiga hari beruntun akibat risiko melambatnya ekonomi Singapura yang terdampak virus corona. Total dalam tiga hari tersebut, dolar Singapura merosot 2,13% dan berada di level terlemah sejak Oktober 2017.
Wabah virus corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda, Berdasarkan data dari ArcGis, hingga saat ini jumlah korban meninggal akibat virus corona sebanyak 638 orang, dan telah menjangkiti 31.000 orang di berbagai negara.
Setelah China yang menjadi asal virus corona, Singapura menjadi negara yang paling banyak terjangkit dengan total pasien yang dinyatakan positif menderita virus corona sebanyak 30 orang hingga Kamis kemarin, bertambah dua orang dibandingkan hari sebelumnya.
Singapura merupakan salah satu tujuan utama wisatawan asal China dan juga merupakan travel hub regional sehingga rentan terhadap wabah virus corona.
Akibat wabah virus corona, jumlah wisatawan asal Negeri Tiongkok diprediksi akan menurun drastis.
Berdasarkan data Singapore Tourism Board (STB) sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.
Sektor pariwisata Singapura diprediksi akan terpukul akibat wabah yang sudah menewaskan 638 orang.
"Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China" kata STB sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Untuk mitigasi dampak virus corona, STB memberikan insentif dengan meniadakan biaya lisensi untuk hotel, travel agent, dan tour guide. STB juga akan membiayai pembersihan hotel yang menyediakan akomodasi bagi pasien yang positif maupun terduga terjangkit virus corona.
Tidak hanya sektor pariwisata, sektor perdagangan juga berisiko mendapat pukulan berat.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus "siap secara mental" menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih "luas, dalam, dan panjang" dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.
"Apa yang harus kita siapkan secara mental adalah dampak dari gangguan yang akan dialami ekonomi China, pada rantai pasokan, yang akan lebih luas, dan lebih dalam karena keterkaitan dengan ekonomi global, dan pastinya dengan ekonomi Singapura" kata Chan sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Sejak munculnya wabah corona dua pekan lalu hingga Kamis kemarin, dolar Singapura sudah melemah 2,93% melawan rupiah, dan sejak awal tahun tercatat merosot 4,88%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular