
Analisis
Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%, Rupiah Masih Kalem
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 February 2020 14:33

Secara teknikal, munculnya pola White Marubozu di awal pekan ini berisiko melemahkan rupiah. Pergerakan dolar AS melawan rupiah disimbolkan dengan USD/IDR, sehingga White Marubozu berarti grafik USD/IDR kemungkinan akan bergerak naik yang berarti dolar AS menguat dan rupiah melemah.
Pada Senin rupiah membuka perdagangan di Rp 13.660/US$ dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.740/US$. Level pembukaan itu sekaligus menjadi yang terkuat dan level penutupan menjadi yang terlemah, sehingga secara teknikal membentuk pola White Marubozu.
Jika melihat ke belakang, penguatan tajam rupiah di bulan Januari terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya juga diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.
Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus pada awal Januari.
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%. Berkebalikan dengan White Marubozu, Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
Munculnya White Marubozu pada Senin kemarin berisiko mengakhiri tren penguatan rupiah belakangan ini.
Risiko pelemahan rupiah masih ke Rp 13.885/US$ yakni batas bawah pola Descending Triangle yang kini menjadi resisten (tahanan atas). Dalam jangka menengah jika level tersebut berhasil ditembus, rupiah berisiko terus melemah. Tetapi selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang kembali menguat dan memasuki fase konsolidasi.
Sementara untuk hari ini, melihat grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak turun tetapi belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan naik (rupiah akan melemah).
Resisten Rp 13.725/US$ menahan pelemahan rupiah pada hari ini, selama tidak ditembus secara konsisten Mata Uang Garuda berpeluang memangkas pelemahan bahkan berpeluang menguat ke Rp 13.685/US$. Sementara itu, jika resisten mampu ditembus secara konsisten, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.755/US$.
(pap/tas)
Pada Senin rupiah membuka perdagangan di Rp 13.660/US$ dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.740/US$. Level pembukaan itu sekaligus menjadi yang terkuat dan level penutupan menjadi yang terlemah, sehingga secara teknikal membentuk pola White Marubozu.
Jika melihat ke belakang, penguatan tajam rupiah di bulan Januari terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya juga diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.
![]() Sumber: Refinitiv |
Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%. Berkebalikan dengan White Marubozu, Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.
Munculnya White Marubozu pada Senin kemarin berisiko mengakhiri tren penguatan rupiah belakangan ini.
Risiko pelemahan rupiah masih ke Rp 13.885/US$ yakni batas bawah pola Descending Triangle yang kini menjadi resisten (tahanan atas). Dalam jangka menengah jika level tersebut berhasil ditembus, rupiah berisiko terus melemah. Tetapi selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang kembali menguat dan memasuki fase konsolidasi.
![]() Sumber: Refinitiv |
Sementara untuk hari ini, melihat grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak turun tetapi belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan naik (rupiah akan melemah).
Resisten Rp 13.725/US$ menahan pelemahan rupiah pada hari ini, selama tidak ditembus secara konsisten Mata Uang Garuda berpeluang memangkas pelemahan bahkan berpeluang menguat ke Rp 13.685/US$. Sementara itu, jika resisten mampu ditembus secara konsisten, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.755/US$.
(pap/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular