Analisis

Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%, Rupiah Masih Kalem

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 February 2020 14:33
Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%, Rupiah Masih Kalem
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (5/2/2020), meski pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2019 di bawah 5%.

Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan menguat 0,11% ke Rp 13.690/US$, tetapi tidak lama langsung melemah 0,26% ke Rp 13.725/US$. Rupiah mampu menipiskan pelemahan menjadi 0,07% ke level Rp 13.715/US$ pada pukul 12:00 WIB.

Rupiah bergeming meski rilis data produk domestic bruto (PBD) Indonesia lebih rendah dari konsensus.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,97% year-on-year (YoY) di kuartal IV-2019. Pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal IV-2016, ketika tumbuh 4,94% YoY.



Sementara sepanjang tahun 2019, pertumbuhan ekonomi RI tercatat sebesar 5,02%, yang menjadi pertumbuhan terlemah sejak tahun 2015.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan faktor eksternal membuat pertumbuhan ekonomi dalam negeri melambat.

"Pertumbuhan ekonomi dunia sedang melemah dan belum stabil. Perang dagang antara AS-China masih jauh dari selesai. Ditambah ketegangan politik di Timur Tengah yang melambat," papar Suhariyanto.



"Sehingga (ekonomi kuartal IV-2019) 4,97% ini masih bisa dipahami," tutur Suhariyanto.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, pertumbuhan ekonomi Oktober-Desember 2019 diperkirakan 5,04% YoY. Ini membuat pertumbuhan ekonomi 2019 secara keseluruhan adalah 5,035%. Dengan pembulatan menjadi dua desimal di belakang, maka boleh dibilang angkanya adalah 5,04%.

Meski data tersebut terbilang mengecewakan, tetapi rupiah masih tetap kalem pada hari ini.

[Gambas:Video CNBC]




Secara teknikal, munculnya pola White Marubozu di awal pekan ini berisiko melemahkan rupiah. Pergerakan dolar AS melawan rupiah disimbolkan dengan USD/IDR, sehingga White Marubozu berarti grafik USD/IDR kemungkinan akan bergerak naik yang berarti dolar AS menguat dan rupiah melemah. 

Pada Senin rupiah membuka perdagangan di Rp 13.660/US$ dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.740/US$. Level pembukaan itu sekaligus menjadi yang terkuat dan level penutupan menjadi yang terlemah, sehingga secara teknikal membentuk pola White Marubozu.

Jika melihat ke belakang, penguatan tajam rupiah di bulan Januari terjadi setelah menembus ke batas bawah pola Descending Triangle, yang sebelumnya juga diikuti dengan munculnya pola Black Marubozu.

Pola Descending Triangle pada rupiah terbentuk sejak bulan Agustus 2019, yang artinya sudah berlangsung selama lima bulan sebelum batas bawah (support) Rp 13.885/US$ berhasil ditembus pada awal Januari.

Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%, Rupiah Masih Kalem Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: Refinitiv


Sementara itu, pola Black Marubozu muncul pada Selasa (7/1/2020), rupiah saat itu membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di Rp 13.870/US$, atau menguat 0,47%. Berkebalikan dengan White Marubozu, Black Marubozu kerap dijadikan sinyal harga suatu instrumen akan menurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. 

Munculnya White Marubozu pada Senin kemarin berisiko mengakhiri tren penguatan rupiah belakangan ini. 

Risiko pelemahan rupiah masih ke Rp 13.885/US$ yakni batas bawah pola Descending Triangle yang kini menjadi resisten (tahanan atas). Dalam jangka menengah jika level tersebut berhasil ditembus, rupiah berisiko terus melemah. Tetapi selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang kembali menguat dan memasuki fase konsolidasi.

Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5%, Rupiah Masih Kalem Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: Refinitiv


Sementara untuk hari ini, melihat grafik 1 jam, indikator Stochastic bergerak turun tetapi belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold). 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold untuk pasangan USD/IDR, itu menjadi sinyal harga akan naik (rupiah akan melemah).

Resisten Rp 13.725/US$ menahan pelemahan rupiah pada hari ini, selama tidak ditembus secara konsisten Mata Uang Garuda berpeluang memangkas pelemahan bahkan berpeluang menguat ke Rp 13.685/US$. Sementara itu, jika resisten mampu ditembus secara konsisten, rupiah berisiko melemah ke Rp 13.755/US$.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular