
Corona Pukul Pariwisata, Dolar Singapura Melemah Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 February 2020 11:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa (4/2/2020) setelah menguat cukup signifikan kemarin.
Pada pukul 10:53 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.017,5, dolar Singapura melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Senin kemarin, mata uang Negeri Merlion ini berhasil menguat 0,38%, dan menjauhi level terlemah sejak November 2018.
Isu virus corona masih menjadi perhatian utama pelaku pasar yang diprediksi dapat berdampak buruk bagi perekonomian Singapura.
Menukil CNBC International, di China hingga Senin kemarin sebanyak 425 orang meninggal akibat virus corona, dan telah menjangkiti lebih dari 20.000 orang.
Virus yang berada dari kota Wuhan China tersebut kini sudah menyebar ke berbagai negara termasuk Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan sejauh ini, sudah ada 18 pasien positif virus corona di Singapura.
Selain itu, sektor pariwisata Negeri Merlion juga mendapat pukulan telak akibat virus corona. Jumlah wisatawan asal Negeri Tiongkok diprediksi akan menurun drastis.
Berdasarkan data Singapore Tourism Board (STB) sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.
"Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China" kata STB sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Untuk memitigasi dampak virus corona, STB memberikan insentif dengan meniadakan biaya linsesi untuk hotel, travel agent, dan tour guide. STB juga akan membiayai pembersihan hotel yang menyediakan akomodasi bagi pasien yang positif maupun terduga terjangkit virus corona.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus "siap secara mental" menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih "luas, dalam, dan panjang" dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.
"Apa yang harus kita siapkan secara mental adalah dampak dari gangguan yang akan dialami ekonomi China, pada rantai pasokan, yang akan lebih luas, dan lebih dalam karena kerterkaitan dengan ekonomi global, dan pastinya dengan ekonomi Singapura" kata Chan sebagaimana dilansir Channel News Asia.
TIM RISET INDONESIA
(pap/tas) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Pada pukul 10:53 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.017,5, dolar Singapura melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Senin kemarin, mata uang Negeri Merlion ini berhasil menguat 0,38%, dan menjauhi level terlemah sejak November 2018.
Isu virus corona masih menjadi perhatian utama pelaku pasar yang diprediksi dapat berdampak buruk bagi perekonomian Singapura.
Menukil CNBC International, di China hingga Senin kemarin sebanyak 425 orang meninggal akibat virus corona, dan telah menjangkiti lebih dari 20.000 orang.
Virus yang berada dari kota Wuhan China tersebut kini sudah menyebar ke berbagai negara termasuk Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan sejauh ini, sudah ada 18 pasien positif virus corona di Singapura.
Selain itu, sektor pariwisata Negeri Merlion juga mendapat pukulan telak akibat virus corona. Jumlah wisatawan asal Negeri Tiongkok diprediksi akan menurun drastis.
Berdasarkan data Singapore Tourism Board (STB) sepanjang tahun 2019, ada sebanyak 3,6 juta wisatawan dari China yang berkunjung ke Singapura, angka tersebut merupakan 20% dari total wisatawan sepanjang tahun lalu.
"Sektor pariwisata telah terkena dampak langsung dari penyebaran virus corona, akibat penurunan kedatangan wisatawan, khususnya dari China" kata STB sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Untuk memitigasi dampak virus corona, STB memberikan insentif dengan meniadakan biaya linsesi untuk hotel, travel agent, dan tour guide. STB juga akan membiayai pembersihan hotel yang menyediakan akomodasi bagi pasien yang positif maupun terduga terjangkit virus corona.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, mengatakan Singapura harus "siap secara mental" menghadapi virus corona yang dampaknya akan lebih "luas, dalam, dan panjang" dari wabah SARS tahun 2003 lalu. Sebabnya, nilai perdagangan Singapura dan China saat ini sudah naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2003.
"Apa yang harus kita siapkan secara mental adalah dampak dari gangguan yang akan dialami ekonomi China, pada rantai pasokan, yang akan lebih luas, dan lebih dalam karena kerterkaitan dengan ekonomi global, dan pastinya dengan ekonomi Singapura" kata Chan sebagaimana dilansir Channel News Asia.
TIM RISET INDONESIA
(pap/tas) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular