Corona Mematikan, RI Bakal Kehilangan 2 Juta Kunjungan Turis

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
03 February 2020 13:45
Selama tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia mencapai 16,11 juta kunjungan.
Foto: BPS mengumumkan tingkat inflasi Januari 2020, IHPB Januari 2020, NTP dan Harga Gabah Januari 2020, perkembangan pariwisata dan transportasi Desember 2019, pertumbuhan produksi industri manufaktur triwulan IV-2019, dan perkembangan IHP triwulan IV-2019 di kantor pusat BPS. (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan akan terjadi dampak terhadap sektor pariwisata domestik menyusul larangan perjalanan warga negara China dan keputusan Pemerintah Indonesia melarang terbang dari dan menuju Negeri Panda tersebut.

"Kalau kita liat ada larangan dari pemerintah (China) untuk berkunjung ke sini dan sebaliknya pasti nanti akan ketangkap. Cuma kita liat persentase dari turis China 11,2%. Kalau nanti ada larangan pasti pengaruhi wisman. Pasti karena hampir 12% lumayan tinggi dari 16 juta kunjungan, sekitar 2 juta kunjungan (potensi berkurang)," kata Kepala BPS, Suhariyanto, Senin (3/2/2020).

Selama tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia mencapai 16,11 juta kunjungan atau naik 1,88% dibanding jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 15,81 juta kunjungan.

Jumlah kunjungan wisman ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 9,83 juta kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 4,16 juta kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 2,11 juta kunjungan.

Menurut kebangsaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2019 paling banyak berasal dari wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 2,98 juta kunjungan (18,51%), diikuti China 2,07 juta kunjungan (12,86%), Singapura 1,93 juta kunjungan (12,01%), Australia 1,39 juta kunjungan (8,61%), dan Timor Leste 1,18 ribu kunjungan (7,32%). 

Pemerintah Indonesia pekan lalu juga melarang Warga Negara Indonesia (WNI) untuk mengunjungi China sebagai antisipasi atas meluas penyebaran virus corona di negara tersebut.

"Pemerintah meminta warga negara Indonesia untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke mainland China (China daratan)," kata Menlu Retno LP Marsudi usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, seperti dikutip dari detikcom, Minggu (2/2/2020).

Retno mengatakan seluruh penerbangan langsung dari dan ke China juga akan ditunda. Penundaan dilakukan sementara waktu. "Penerbangan langsung dari dan ke mainland RRT ditunda untuk sementara," kata Retno.

Penerbangan dari dan ke China akan ditunda sementara mulai Rabu, 5 Februari 2020 mendatang. "Mulai hari Rabu pukul 00.00," ujarnya.

Sebelumnya, PT Hotel Indonesia Natour (Persero)/HIN mencatat, sudah ada 109 pembatalan pesanan kamar akibat pembatalan penerbangan dari China.

"Per hari ini data yang saya dapatkan dari masing-masing unit, kan saya minta update setiap hari, tadi saya totalnya ada 109 room night," kata Direktur Utama HIN, Iswandi Said, di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis (30/1/20).

Jumlah itu merupakan total dari 14 hotel milik HIN. Mayoritas pembatalan terjadi di hotel-hotel yang berada di Bali.

"Karena yang lain market China dari Wuhan nggak begitu besar di sana. 109 itu menyebar, ada di beberapa room night di Kuta, Sanur, Nusa dua. Jadi ada 3 lokasi. Kebetulan hotel kita kan di Sanur ada 4," bebernya.

Dia menjelaskan, dari masing-masing kamar yang dibatalkan tersebut kapasitas beragam. Sehingga untuk jumlah orang yang batal menginap, dia tidak bisa menyebutkan angka.

[Gambas:Video CNBC]


Sedangkan untuk potensi pemasukan yang hilang, dia juga tak memberikan angka pasti. Yang jelas, setidaknya lebih dari Rp 109 juta.

"Kalau dirata-rata saja misal kamar kita ini Rp 1 juta, dikali 109 saja sudah berapa," urainya.

Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa ada wisatawan asal China yang justru memperpanjang liburannya di Bali. Mereka ini adalah yang sudah tiba di Bali sebelum virus corona merajalela.

"Yang sudah tinggal nggak cancel, dia tetap tinggal. Mungkin yang masyarakat Wuhan nggak bisa pulang karena nggak ada tiket pesawat jadi dia menambah menginap," katanya.
(hps/hps) Next Article Streaming! Menpar Bicara Pariwisata RI & Tekanan Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular