
Lagi-lagi Gegara Virus Corona Harga CPO Anjlok
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 January 2020 10:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali anjlok pada perdagangan pagi ini. Pemicunya apalagi kalau bukan virus corona yang menyebar luas sebulan ini.
Data Refinitiv menunjukkan, harga CPO kontrak pengiriman April 2020 di Bursa Derivatif Malaysia (BMD) mengalami koreksi 1,4% dibanding posisi penutupan sebelumnya. Harga CPO menyentuh level RM 2.868/ton.
Tahun baru imlek, perdagangan cenderung sepi karena China memasuki periode satu minggu liburan. Tahun baru yang seharusnya diwarnai dengan keceriaan berubah menjadi menyeramkan karena virus corona.
Virus yang masih satu golongan dengan penyebab SARS ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China awal bulan ini. Virus yang menyerang sistem pernapasan ini kini telah menjadi epidemi.
Tiap hari jumlah kasus terus bertambah, begitu pula dengan jumlah korban meninggal. Data terbaru menunjukkan ada 7.783 kasus virus corona terdeteksi di dunia. Sebanyak 170 orang meninggal dunia dan 133 dinyatakan pulih.
Kasus dan kematian paling banyak ditemukan di China. Namun virus ini kini telah menyebar ke berbagai negara dengan cepat. Setidaknya sudah ada 18 negara yang saat ini terjangkit. Infeksi virus penyebab pneumonia ini kini sudah masuk ke Timur Tengah. Terakhir, ada empat kasus orang terinfeksi virus corona di Uni Emirat Arab kemarin.
Keberadaan virus ini membuat pelaku pasar khawatir permintaan minyak sawit menjadi terganggu. Pasalnya China merupakan salah satu konsumen minyak sawit Malaysia, selain India.
Mengingat saat ini Malaysia dan India sedang tak akur, merebaknya virus penyebab pneumonia ini membuat pasar tak dapat berharap banyak dari China. Epidemi yang sekarang terjadi dinilai banyak ekonom memiliki dampak yang lebih hebat ketimbang dampak SARS 17 tahun lalu.
Saat SARS merebak pada 2002-2003, pertumbuhan ekonomi China sempat terpangkas 2 persen pada kuartal pertama ke kuartal kedua tahun 2003. "Berdasarkan asumsi kami, pertumbuhan PDB China untuk kuartal pertama 2020 akan di bawah 6% yang dicapai tahun 2019.." katanya.
Namun analis tersebut juga menjelaskan bahwa dampak dari virus ini sifatnya sementara dan tak memiliki dampak jangka panjang. Masalahnya adalah China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah AS.
Selain masalah virus, harga CPO tertekan karena Malaysia dan India belum menemukan resolusi dari konflik bilateral yang terjadi sejak Oktober tahun lalu. Kritik Mahathir terhadap India berbuntut pada aksi boikot minyak sawit Malaysia yang membuat ekspor minyak sawit Malaysia ke India anjlok.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/hps) Next Article Harga CPO Ambles, Pekan Depan Rebound Atau Makin Jeblok?
Data Refinitiv menunjukkan, harga CPO kontrak pengiriman April 2020 di Bursa Derivatif Malaysia (BMD) mengalami koreksi 1,4% dibanding posisi penutupan sebelumnya. Harga CPO menyentuh level RM 2.868/ton.
Tahun baru imlek, perdagangan cenderung sepi karena China memasuki periode satu minggu liburan. Tahun baru yang seharusnya diwarnai dengan keceriaan berubah menjadi menyeramkan karena virus corona.
Virus yang masih satu golongan dengan penyebab SARS ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China awal bulan ini. Virus yang menyerang sistem pernapasan ini kini telah menjadi epidemi.
Kasus dan kematian paling banyak ditemukan di China. Namun virus ini kini telah menyebar ke berbagai negara dengan cepat. Setidaknya sudah ada 18 negara yang saat ini terjangkit. Infeksi virus penyebab pneumonia ini kini sudah masuk ke Timur Tengah. Terakhir, ada empat kasus orang terinfeksi virus corona di Uni Emirat Arab kemarin.
Keberadaan virus ini membuat pelaku pasar khawatir permintaan minyak sawit menjadi terganggu. Pasalnya China merupakan salah satu konsumen minyak sawit Malaysia, selain India.
Mengingat saat ini Malaysia dan India sedang tak akur, merebaknya virus penyebab pneumonia ini membuat pasar tak dapat berharap banyak dari China. Epidemi yang sekarang terjadi dinilai banyak ekonom memiliki dampak yang lebih hebat ketimbang dampak SARS 17 tahun lalu.
Saat SARS merebak pada 2002-2003, pertumbuhan ekonomi China sempat terpangkas 2 persen pada kuartal pertama ke kuartal kedua tahun 2003. "Berdasarkan asumsi kami, pertumbuhan PDB China untuk kuartal pertama 2020 akan di bawah 6% yang dicapai tahun 2019.." katanya.
Namun analis tersebut juga menjelaskan bahwa dampak dari virus ini sifatnya sementara dan tak memiliki dampak jangka panjang. Masalahnya adalah China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah AS.
Selain masalah virus, harga CPO tertekan karena Malaysia dan India belum menemukan resolusi dari konflik bilateral yang terjadi sejak Oktober tahun lalu. Kritik Mahathir terhadap India berbuntut pada aksi boikot minyak sawit Malaysia yang membuat ekspor minyak sawit Malaysia ke India anjlok.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/hps) Next Article Harga CPO Ambles, Pekan Depan Rebound Atau Makin Jeblok?
Most Popular