
Corona Membabi-buta, The Fed Tahan Bunga, Rupiah Nelangsa
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 January 2020 08:15

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Faktor eksternal berperan besar dalam pelemahan rupiah.
Pada Kamis (30/1/2020), US$ 1 setara dengan Rp 13.630/US$ kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan tipis 0,07%. Penguatan ini memutus rantai depresiasi mata uang Tanah Air yang sebelumnya terjadi selama dua hari beruntun.
Akan tetapi, ternyata apresiasi rupiah kemarin fana belaka. Sebab, hari ini rupiah kembali ke jalur koreksi.
Setidaknya ada dua sentimen eksternal yang mempengaruhi gerak rupiah. Pertama tentunya penyebaran virus Corona yang semakin liar saja.
Mengutip satelit pemetaan ArcGis per 07:42 WIB, sudah ada 6.165 kasus virus Corona di seluruh dunia dan 6.070 di antaranya terjadi di China. Korban jiwa sudah mencapai 133 orang, seluruhnya dari Negeri Tirai Bambu.
Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mendeklarasikan penyebaran virus Corona sebagai darurat internasional. Namun karena penyebarannya begitu cepat dan semakin luas, organisasi di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ini membuka kemungkinan ke arah sana.
"Dalam beberapa hari terakhir, kasus infeksi virus Corona terutama melalui kontak antar-manusia sudah membuat kami khawatir. Meski korban di luar China relatif kecil, tetapi ada risiko penyebaran lebih lanjut," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, seperti diberitakan Reuters.
Hari ini, panel WHO akan melakukan rapat tertutup untuk membahas perkembangan virus Corona. Bisa saja salah satu hasil rapat tersebut adalah penetapan virus Corona sebagai darurat internasional.
Situasi ini kembali membuat investor wait and see. Selagi belum aman betul, lebih baik menunggu dan menghindari aset-aset berisiko.
Pada Kamis (30/1/2020), US$ 1 setara dengan Rp 13.630/US$ kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan tipis 0,07%. Penguatan ini memutus rantai depresiasi mata uang Tanah Air yang sebelumnya terjadi selama dua hari beruntun.
Setidaknya ada dua sentimen eksternal yang mempengaruhi gerak rupiah. Pertama tentunya penyebaran virus Corona yang semakin liar saja.
Mengutip satelit pemetaan ArcGis per 07:42 WIB, sudah ada 6.165 kasus virus Corona di seluruh dunia dan 6.070 di antaranya terjadi di China. Korban jiwa sudah mencapai 133 orang, seluruhnya dari Negeri Tirai Bambu.
Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mendeklarasikan penyebaran virus Corona sebagai darurat internasional. Namun karena penyebarannya begitu cepat dan semakin luas, organisasi di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ini membuka kemungkinan ke arah sana.
"Dalam beberapa hari terakhir, kasus infeksi virus Corona terutama melalui kontak antar-manusia sudah membuat kami khawatir. Meski korban di luar China relatif kecil, tetapi ada risiko penyebaran lebih lanjut," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, seperti diberitakan Reuters.
Hari ini, panel WHO akan melakukan rapat tertutup untuk membahas perkembangan virus Corona. Bisa saja salah satu hasil rapat tersebut adalah penetapan virus Corona sebagai darurat internasional.
Situasi ini kembali membuat investor wait and see. Selagi belum aman betul, lebih baik menunggu dan menghindari aset-aset berisiko.
Next Page
Fed Tahan Bunga, Dolar AS Perkasa
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular