Wall Street Buat Dolar AS Bangkit Lawan Yen

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 January 2020 10:05
Sementara pada Selasa kemarin yen melemah 0,22%.
Foto: Mata Uang Yen Jepang (REUTERS/Shohei Miyano)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya bangkit melawan yen Jepang pada perdagangan Selasa (28/1/2020) kemarin dan masih berlanjut pagi ini, Rabu (29/1/2020)

Pada pukul 9:39 WIB, yen diperdagangkan di level 109,19/US$ melemah 0,05% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara pada Selasa kemarin yen melemah 0,22%.

Penguatan bursa saham AS (Wall Street) turut mengerek naik dolar AS. Saat Wall Street menguat, itu artinya sentimen pelaku pasar mulai membaik dan kembali ke aset-aset berisiko. Dampaknya aset-aset aman (safe haven) menjadi tertekan, dan yen salah satunya.

Penguatan Wall Street tersebut juga menginspirasi bursa saham Asia hari ini, meski masih belum semua menghijau. Indeks Nikkei Jepang terpantau menguat, sementara Hang Seng Hong Kong yang baru dibuka setelah libur Imlek berada di zona merah.



Penyebaran virus corona masih menjadi perhatian pada hari ini. Mengutip CNBC International, jumlah korban meninggal akibat virus corona hingga pagi ini bertambah menjadi 132 orang, dan telah menjangkiti 5.974 orang. Selain itu sebanyak 103 orang dilaporkan sudah sembuh.

Jumlah kasus virus corona di China kini melebihi wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) pada 2002-2003 lalu sebanyak 5.327 kasus.

Virus corona pertama kali muncul di kota Wuhan China, dan kini telah menyebar setidaknya ke 16 negara. Kota Wuhan dengan jumlah penduduk mencapai 11 juta jiwa sudah diisolasi oleh pemerintah China.

Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas, bahkan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi perekonomian China.

Hasil riset S&P menunjukkan virus corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sebesar 1,2%.

Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.

Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven menjadi target investasi. Meski sama-sama menyandang status safe haven, yen dalam hal ini lebih kuat dibandingkan dolar AS. Sebabnya Jepang merupakan negara kreditur terbesar di dunia. Hal tersebut yang membuat yen sebelumnya menguat lima hari beruntun dengan total 1,18% melawan dolar AS sebelum melemah Selasa kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Jadi Korban Keganasan Dolar AS, Euro Anjlok 2% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular