
KS Terlilit Utang Rp 30 T, Duit Menguap Tak Ada Hasil
Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 January 2020 20:02

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) atau KS baru saja menyelesaikan program restrukturisasi utang-utangnya dengan nilai fantastis mencapai US$ 2,005 miliar atau setidaknya setara dengan Rp 30 triliun.
Proses restrukturisasi ini telah dilakukan sejak akhir 2018 dan baru bisa diselesaikan di awal 2020 ini. Dengan restrukturisasi utang ini ada skema keringanan tenor pinjaman hingga bunga kredit sehingga beban KS makin ringan. Harapannya jangka panjang bisa melunasi kewajiban-kewajibannya.
Bagaimana BUMN produsen baja ini memiliki utang dengan nilai fantastis ini?
Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan utang ini sebagian besar berasal dari kebutuhan dana untuk menutupi investasi perusahaan di masa lampau. Namun, terjadi mismatch antara investasi dan realisasi yang terjadi, meski investasi besar tapi tak menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
"Jadi kalau ditanya utang buat apa, ya satu buat investasi, tetapi investasi tersebut tak menghasilkan tambahan penjualan dan juga keuntungan. Kemudian ada pembayaran utang menggunakan utang. Mismatch lah," kata Silmy di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Selasa (28/1/2020).
Dia menjelaskan, utang yang menumpuk tentu saja membuat neraca keuangan perusahaan menjadi makin berat dari tahun ke tahun. Hal yang sama terjadi sejak 10 tahun terakhir. Namun, soal sejak kapan awal akumulasi utang perseroan, Silmy tak menjelaskannya.
Silmy menjelaskan, kebutuhan investasi perusahaan yang dimaksudkan mayoritas berasal dari investasi pembangunan pabrik blast furnace yang disinyalir nilainya mencapai Rp 10 triliun.
Namun, sayangnya setelah pembangunan selesai dan mulai beroperasi, manajemen perusahaan memutuskan untuk menghentikan operasi pabrik lantaran biaya operasional yang mahal. Selain itu, terdapat kebutuhan investasi lainnya dengan nilai mencapai kisaran Rp 3-5 triliun.
"Jadi total itu separuh buat investasi tapi investasinya nggak maksimal nggak sesuai harapan," katanya.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan restrukturisasi utang dengan jumlah tersebut oleh KS menjadi nilai restrukturisasi terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Dugaan Korupsi KS, Erick: Bila Terbukti, Harus Tanggung Jawab
Proses restrukturisasi ini telah dilakukan sejak akhir 2018 dan baru bisa diselesaikan di awal 2020 ini. Dengan restrukturisasi utang ini ada skema keringanan tenor pinjaman hingga bunga kredit sehingga beban KS makin ringan. Harapannya jangka panjang bisa melunasi kewajiban-kewajibannya.
Bagaimana BUMN produsen baja ini memiliki utang dengan nilai fantastis ini?
"Jadi kalau ditanya utang buat apa, ya satu buat investasi, tetapi investasi tersebut tak menghasilkan tambahan penjualan dan juga keuntungan. Kemudian ada pembayaran utang menggunakan utang. Mismatch lah," kata Silmy di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Selasa (28/1/2020).
Dia menjelaskan, utang yang menumpuk tentu saja membuat neraca keuangan perusahaan menjadi makin berat dari tahun ke tahun. Hal yang sama terjadi sejak 10 tahun terakhir. Namun, soal sejak kapan awal akumulasi utang perseroan, Silmy tak menjelaskannya.
Silmy menjelaskan, kebutuhan investasi perusahaan yang dimaksudkan mayoritas berasal dari investasi pembangunan pabrik blast furnace yang disinyalir nilainya mencapai Rp 10 triliun.
Namun, sayangnya setelah pembangunan selesai dan mulai beroperasi, manajemen perusahaan memutuskan untuk menghentikan operasi pabrik lantaran biaya operasional yang mahal. Selain itu, terdapat kebutuhan investasi lainnya dengan nilai mencapai kisaran Rp 3-5 triliun.
"Jadi total itu separuh buat investasi tapi investasinya nggak maksimal nggak sesuai harapan," katanya.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan restrukturisasi utang dengan jumlah tersebut oleh KS menjadi nilai restrukturisasi terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Dugaan Korupsi KS, Erick: Bila Terbukti, Harus Tanggung Jawab
Most Popular