
Diteror Virus Corona, Selangkah Lagi Emas ke Level US$ 1.600
Redaksi, CNBC Indonesia
28 January 2020 07:23

Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.
Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.
Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya juga mulai memasuki wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di ksiaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.580/troy ons yang kini menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah resisten, emas berisiko memangkas penguatan ke support US$ 1,574/troy ons.
Jika support tersebut ditembus, risiko harga emas turun lebih dalam ke US$ 1.569/troy ons semakin besar.
Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.588/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps)
Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.
Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
![]() Sumber: investing.com |
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya juga mulai memasuki wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di ksiaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Sumber: investing.com |
Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.580/troy ons yang kini menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah resisten, emas berisiko memangkas penguatan ke support US$ 1,574/troy ons.
Jika support tersebut ditembus, risiko harga emas turun lebih dalam ke US$ 1.569/troy ons semakin besar.
Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.588/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps)
Pages
Most Popular