Diteror Virus Corona, Selangkah Lagi Emas ke Level US$ 1.600

Redaksi, CNBC Indonesia
28 January 2020 07:23
Diteror Virus Corona, Selangkah Lagi Emas ke Level US$ 1.600
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melesat hampir 1% pada perdagangan awal pekan ini ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Harga logam mulia ini meningkat karena khawatir virus corona dapat berdampak pada ekonomi global yang mendorong investor beralih ke instrumen safe havens.

Di pasar spot, harga emas naik 0,8% menjadi $ 1,582,41/troy ounce (Oz) per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 8 Januari. Harga emas berjangka AS naik 0,7% menjadi $ 1,582,10 per ounce.

"Ada kecenderungan menghindari risiko yang mendorong harga emas. Berita akhir pekan menunjukkan bahwa (virus coona) masih menyebar di banyak negara di seluruh dunia dan ini dapat berdampak pada aktivitas ekonomi dan sentimen pasar (keuangan), "kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch seperti dikutip dari CNBC International.

Aliran ke safe-haven cukup besar, ini juga membuat mata uang dolar AS menguat mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Kabar terakhir, korban tewas akibat wabah korona meningkat menjadi 81 di China, dengan 2.744 kasus dikonfirmasi, dan virus telah menyebar ke lebih dari 10 negara, termasuk AS dan Prancis.

Sentimen virus corona tersebut berimbas pada kejatuhan pasar saham dunia ke level terendah dalam dua minggu. Pada kurun waktu yang sama yield (imbal hasil) Treasury AS tenor 10-tahun turun ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan.

"Terlepas dari kekuatan greenback (dolar AS), harga emas sedang mengambil keuntungan dari situasi yang tidak pasti ini," analis Kepala ActivTrades Carlo Alberto De Casa mengatakan dalam sebuah catatan.

"Tren utama tetap bullish, dengan koreksi jangka pendek terlihat dalam beberapa minggu terakhir tampaknya berakhir, meningkatkan peluang harga mencapai tertinggi 7 tahun baru dalam beberapa minggu ke depan."

Emas telah mencapai level tertinggi 7-tahun di dekat $ 1.610,90 per ounce, pada awal bulan, tetapi reli itu berumur pendek.

Investor akan menyaksikan pertemuan kebijakan pertama Federal Reserve AS tahun ini pada 28-29 Januari, di mana ia secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah.

[Gambas:Video CNBC]



Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.

Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.

Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.

Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.

Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).


Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz? Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya juga mulai memasuki wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di ksiaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz? Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.580/troy ons yang kini menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah resisten, emas berisiko memangkas penguatan ke support US$ 1,574/troy ons.

Jika support tersebut ditembus, risiko harga emas turun lebih dalam ke US$ 1.569/troy ons semakin besar.

Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.588/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA




(hps/hps) Next Article Mulai Tekor, Susahnya Cari Cuan Emas Antam & Pegadaian

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular