
Virus Corona Bikin Investor Memburu Emas, Rupiah Pun Lemas
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 January 2020 10:16

Pelaku pasar (dan seluruh dunia) dibuat khawatir oleh penyebaran virus Corona. Sudah ada 2.744 kasus infeksi di China yang merenggut 80 nyawa, 76 di antaranya di Provinsi Hubei yang merupakan lokasi asal penyebaran virus Corona.
Tidak hanya di China, virus ini sudah menyebar ke Benua Asia, Amerika, dan Eropa. Di Thailand dan Hong Kong, masing-masing sudah ada delapan kasus. Kemudian di AS dan Makau masing-masing lima kasus, Taiwan, Australia, Singapura, dan Malaysia masing-masing empat kasus, Jepang dan Prancis masing-masing tiga kasus, Vietnam dan Korea Selatan masing-masing dua kasus, serta Nepal dan Kanada masing-masing satu kasus. Belum ada korban jiwa di luar China.
Sampai saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan kondisi darurat di China. Akan tetapi organisasi di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut belum memutuskan penyebaran virus Corona sebagai darurat internasional.
Investor cemas jika penyebaran virus ini semakin luas sehingga mengganggu perekonomian global. Padahal ada harapan 2020 akan lebih baik ketimbang 2019 seiring AS-China yang sudah mencapai damai dagang.
"Sekarang yang Anda lihat headline seluruh media adalah virus Corona. Investor jadi punya alasan untuk melakukan aksi jual," ujar Takeo Kamai, Head of Executions Services di CLSA yang berbasis di Tokyo, seperti diberitakan Reuters.
Investor yang cemas itu memilih untuk bermain aman dengan memburu aset-aset safe haven. Selain penguatan yen Jepang, sikap ini juga terlihat dari kenaikan harga emas. Pada pukul 09:56 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,66% dan menyentuh rekor tertinggi sejak Maret 2013.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Tidak hanya di China, virus ini sudah menyebar ke Benua Asia, Amerika, dan Eropa. Di Thailand dan Hong Kong, masing-masing sudah ada delapan kasus. Kemudian di AS dan Makau masing-masing lima kasus, Taiwan, Australia, Singapura, dan Malaysia masing-masing empat kasus, Jepang dan Prancis masing-masing tiga kasus, Vietnam dan Korea Selatan masing-masing dua kasus, serta Nepal dan Kanada masing-masing satu kasus. Belum ada korban jiwa di luar China.
Sampai saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan kondisi darurat di China. Akan tetapi organisasi di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut belum memutuskan penyebaran virus Corona sebagai darurat internasional.
"Sekarang yang Anda lihat headline seluruh media adalah virus Corona. Investor jadi punya alasan untuk melakukan aksi jual," ujar Takeo Kamai, Head of Executions Services di CLSA yang berbasis di Tokyo, seperti diberitakan Reuters.
Investor yang cemas itu memilih untuk bermain aman dengan memburu aset-aset safe haven. Selain penguatan yen Jepang, sikap ini juga terlihat dari kenaikan harga emas. Pada pukul 09:56 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,66% dan menyentuh rekor tertinggi sejak Maret 2013.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular