Virus Corona Bikin Investor Memburu Emas, Rupiah Pun Lemas

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 January 2020 10:16
Virus Corona Bikin Investor Memburu Emas, Rupiah Pun Lemas
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah tidak berdaya di perdagangan pasar spot.

Pada Senin (27/1/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.612. Rupiah menguat 0,15% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Namun di perdagangan pasar spot, rupiah masih merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.610 di mana rupiah melemah 0,33%.

Kala pembukaan pasar spot, rupiah sudah melemah tetapi tipis saja di 0,04%. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah semakin dalam.


Namun rupiah tidak sendiri di zona merah. Mayoritas mata uang utama Asia pun melemah, hanya menyisakan rupee India, yen Jepang, dan ringgit Malaysia. Namun perlu dicatat bahwa pasar keuangan India belum buka dan Malaysia masih libur memperingati Tahun Baru Imlek.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:05 WIB:

 


Pelaku pasar (dan seluruh dunia) dibuat khawatir oleh penyebaran virus Corona. Sudah ada 2.744 kasus infeksi di China yang merenggut 80 nyawa, 76 di antaranya di Provinsi Hubei yang merupakan lokasi asal penyebaran virus Corona.

Tidak hanya di China, virus ini sudah menyebar ke Benua Asia, Amerika, dan Eropa. Di Thailand dan Hong Kong, masing-masing sudah ada delapan kasus. Kemudian di AS dan Makau masing-masing lima kasus, Taiwan, Australia, Singapura, dan Malaysia masing-masing empat kasus, Jepang dan Prancis masing-masing tiga kasus, Vietnam dan Korea Selatan masing-masing dua kasus, serta Nepal dan Kanada masing-masing satu kasus. Belum ada korban jiwa di luar China.


Sampai saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan kondisi darurat di China. Akan tetapi organisasi di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut belum memutuskan penyebaran virus Corona sebagai darurat internasional.

Investor cemas jika penyebaran virus ini semakin luas sehingga mengganggu perekonomian global. Padahal ada harapan 2020 akan lebih baik ketimbang 2019 seiring AS-China yang sudah mencapai damai dagang.

"Sekarang yang Anda lihat headline seluruh media adalah virus Corona. Investor jadi punya alasan untuk melakukan aksi jual," ujar Takeo Kamai, Head of Executions Services di CLSA yang berbasis di Tokyo, seperti diberitakan Reuters.


Investor yang cemas itu memilih untuk bermain aman dengan memburu aset-aset safe haven. Selain penguatan yen Jepang, sikap ini juga terlihat dari kenaikan harga emas. Pada pukul 09:56 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,66% dan menyentuh rekor tertinggi sejak Maret 2013.





TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular