Sambutlah Rupiah, Sang Juara Dunia yang Libas Dolar Cs!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 January 2020 09:59
Mata Uang Kesayangan Milik Kita Bersama
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Kementerian Keuangan China telah menggelontorkan dana sebesar US$ 145 juta (Rp 2 triliun) untuk membantu provinsi Hubei melawan virus korona baru ini. Kota Wuhan juga tengah membangun rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur yang rencananya mulai beroperasi awal minggu depan.

Suasana di China memang tengah mencekam. China kini berstatus darurat. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak mau buru-buru mengumumkan kondisi sekarang ini sebagai situasi darurat global.

Rupiah tak gentar dibuatnya. Mata Uang Garuda terus melenggang dan reli tak terbendung terjadi. Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter mengatakan penguatan rupiah adalah suatu hal yang bagus karena didukung dengan fundamental ekonomi dalam negeri yang kokoh. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam sebuah konferensi pers dua hari lalu.

"Penguatan rupiah didorong pasokan valas dari para eksportir dan aliran modal asing sejalan prospek ekonomi Indonesia yang terjaga dan ketidakpastian global yang menurun," kata Perry, Kamis (23/1/2020).


"BI memandang penguatan rupiah sejalan dengan kondisi fundamental yang membaik, membaiknya mekanisme pasar, dan keyakinan pasar terhadap kebijakan BI dan pemerintah. Penguatan rupiah memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan terjaganya stabilitas makroekonomi," imbuhnya.

Penguatan rupiah ini juga diprediksi oleh bank investasi global seperti Bank of America Merryl Lich (BAML). Analis BAML yakni Rohit Garg bahkan menyebut mata uang rupiah sebagai nilai tukar kesayangan pelaku pasar.

"Salah satu mata uang yang saya sukai adalah rupiah, yang pastinya menjadi 'kesayangan' pasar, dan ada banyak alasan untuk itu," kata Garg dalam sebuah wawancara dengan CNBC International Selasa (21/1/2020). 

Garg juga mengatakan bahwa penguatan rupiah juga dipicu oleh outlook pemulihan perekonomian global serta kenaikan harga komoditas.

Tak mau ketinggalan dengan BAML, lembaga pemeringkat surat utang global Fitch juga merilis outlooknya terhadap nilai tukar rupiah kemarin.  Dalam rilisnya , Fitch Solutions memprediksi di tahun 2020 rata-rata rupiah berada di level Rp 13.650/US$, jauh lebih bagus dari prediksi sebelumnya rata-rata Rp 14.500/US$. 

Rupiah memang jadi primadona saat ini. Namun pelaku pasar harus sabar menunggu perdagangan pekan depan. Namun yang pasti, pekan ini adalah happy weekend bagi rupiah.



TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular