Ada Skandal Jiwasraya, Seperti Apa Kondisi Asuransi Swasta?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 January 2020 14:12
Kasus ini kemudian menjadi perhatian dan sempat menimbulkan pertanyaan terhadap kondisi industri asuransi nasional.
Foto: Jiwasraya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sempat membuat industri keuangan Indonesia terkaget-kaget. Kasus ini kemudian menjadi perhatian dan sempat menimbulkan pertanyaan terhadap kondisi industri asuransi nasional.

Jika asuransi BUMN sampai mengalami permasalahan sedemikian berat, ada kemungkinan hal yang sama terjadi di perusahaan asuransi swasta. Apakah kondisi berat juga dialami oleh perusahaan asuransi swasta?


Pengamat asuransi Hotbonar Sinaga menyebutkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi pihak yang mengetahui kondisi pasti industri asuransi di Indonesia, baik itu asuransi yang merupakan Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) maupun milik swasta.

Menurut Hotbonar, industri asuransi sekarang menjadi perhatian karena kasus di perusahaan asuransi pelat merah. Kondisi kesehatan asuransi swasta, lanjut Hotbonar, hanya bisa diketahui langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Yang bisa mencium [adanya kondisi tertentu] kan OJK yang tolak ukur ketidaksehatan baik asuransi jiwa atau umum itu RBC, minimal 120%. Nah sudah tentu OJK punya data dengan laporannya berdasar laporan yang disampaikan secara periodik. Jadi bukan cuma BUMN tapi juga swasta," kata Hotbonar di Jakarta, Rabu (23/1/2020).


Namun demikian, menurut Hotbonar sorotan saat ini masih berkutat pada asuransi BUMN, yakni PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Padahal sebenarnya ada dua asuransi BUMN lainnya yang juga berpotensi mengalami kondisi yang sama, yakni PT Asabri (Persero) dan PT Taspen (Persero).

Dia menyebutkan, OJK harus proaktif melakukan pemeriksaan atas asuransi-asuransi ini sehingga tak hanya menunggu laporan dari perusahaan namun juga melakukan pendalaman di lapangan. Sehingga tak hanya memantau kondisi permodalan perusahaan saja namun hingga penempatan ke instrumen-instrumen investasi yang tepat.

"Audit ga cuma temuan tapi mendalami laporan keuangan termasuk mendalami investasinya karena gagal bayar ada pihak ketiga yang melibatkan diri goreng saham," jelas dia.

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Bos Jiwasraya Ungkap Fraud Rp257 M di Dana Pensiun Pemberi Kerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular