Dolar Australia Belum Beranjak dari Level Terlemah Sejak 2013

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 January 2020 11:13
Dalam 8 hari terakhir, dolar Australia sudah melemah 1,77%
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (21/1/2020) pagi, setelah membukukan pelemahan 8 hari beruntun.

Pada pukul 10:30 WIB, AU$ setara dengan Rp 9.372,79, dolar Australia menguat 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri, berikut beberapa data yang diambil dari beberapa situs resmi bank nasional.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BNI9.336,009.407,00
Bank BRI9.368,619.533,71
Bank Mandiri9.350,009.385,00
Bank BTN9.260,009.485,00
Bank BCA9.360,549.390,54
CIMB Niaga9.370,009.381,00


Meski menguat, mata uang Kanguru masih berada di dekat level terlemah sejak Agustus 2013 yang dicapai pada Senin kemarin.

Dalam 8 hari terakhir, dolar Australia sudah melemah 1,77%. Bahkan jika melihat sedikit lebih ke belakang, sejak awal perdagangan 2020 hingga Senin (20/1/2020) kemarin, dolar Australia sudah melemah nyaris 4%. Pelemahan tajam dalam waktu singkat melawan rupiah tersebut tentunya menggoda para pelaku pasar untuk mencairkan cuan, sehingga memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah.



Meski menguat pada hari ini, pelemahan dolar Australia diprediksi masih akan berlanjut ke depannya, mengingat bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) berpeluang kembali memangkas suku bunga pada bulan Februari nanti.

Pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 47% RBA akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 0,5%, sebagaimana dilansir CNBC International. Probabilitas itu bahkan diprediksi meningkat jika tingkat pengangguran Australia yang akan dirilis Kamis (22/1/2020) kembali naik lebih tinggi dari 5,2%.

"Tingkat pengangguran yang tinggi di atas 5% memperkuat pandangan perlunya stimulus lebih lanjut. Kami memperkirakan RBA akan memberikan stimulus moneter dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps," kata analis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.

Senin pagi kemari, dolar Australia juga menguat, tetapi di akhir perdagangan justru melemah tipis 0,04%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular