
Minggu Lalu Juara, Hari Ini Rupiah Terlemah Kedua di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 January 2020 10:05

Kebetulan hari ini juga minim sentimen yang bisa menggerakkan pasar sehingga investor memilih untuk profit taking. Tidak hanya di Indonesia, minimnya sentimen juga membuat investor melakukan profit taking di pasar keuangan Asia.
Seperti halnya rupiah, mata uang Asia pun banyak yang sudah menguat lumayan tajam seperti yuan China, ringgit Malaysia, rupee India, sampai dolar Hong Kong. Aksi profit taking massal membuat mata uang Asia ramai-ramai melemah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:04 WIB, di mana rupiah menjadi mata uang terlemah kedua di Benua Kuning:
Kemungkinan investor memilih wait and see karena dalam waktu dekat akan ada peristiwa besar di AS. Pada Selasa waktu setempat, Presiden AS Donald Trump akan mulai menjalani sidang pemakzulan (impeachment) di Senat.
Bulan lalu, House of Representatives (bagian dari Kongres AS yang dikuasai kubu oposisi Partai Demokrat) memutuskan untuk mengajukan pemakzulan terhadap sang presiden ke-45. Trump dinilai membahayakan kepentingan dan keamanan nasional serta menghalangi upaya penyelidikan.
Impeachment terhadap Trump diajukan setelah tudingan konspirasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Berbicara melalui sambungan telepon pada 25 Juli 2019, Trump ditengarai meminta pemerintahan Zelenskiy untuk melakukan penyelidikan atas bisnis migas keluarga Joe Biden di negara pecahan Uni Soviet tersebut. Demokrat menuding Trump menjanjikan bantuan senilai US$ 400 juta dalam bentuk asistensi militer.
Biden, eks wakil presiden pada masa pemerintahan Barack Obama, adalah salah satu kandidat kuat calon presiden Partai Demokrat untuk pemilihan tahun depan. Langkah Trump diduga sebagai upaya menjegal Biden dalam kontestasi politik Negeri Adidaya.
Demokrat menilai Trump melanggar sumpah jabatan karena menjanjikan sesuatu yang terkait dengan wewenangnya untuk menguntungkan diri sendiri atau golongan tertentu. Trump juga dianggap membahayakan keamanan nasional.
Jelang sidang di Senat, suasana politik AS memanas. Dalam dokumen setebal 111 halaman, House mendesak agar Trump dilengserkan dari Gedung Putih untuk melindungi kepentingan nasional dan pemerintahan.
"Senat harus memberhentikan Presiden Trump untuk menghindari kerusakan yang serius dalam jangka panjang terhadap sistem dan nilai demokrasi serta keamanan nasional. Kasus yang mendera Presiden sederhana, faktanya tidak terbantahkan, dan bukti ada di mana-mana," sebut dokumen itu, seperti dikutip dari Reuters.
Trump tidak terima dengan tuduhan tersebut. Tim kuasa hukum Trump menegaskan bahwa Partai Demokrat adalah pihak yang merusak demokrasi karena mencoba mendongkel presiden pilihan rakyat.
"Ini adalah serangan yang berbahaya terhadap rakyat AS yang secara sadar telah memilih presiden mereka. Ini adalah upaya yang tidak tahu malu dan tidak berlandaskan hukum untuk membalik hasil Pemilu 2016 dan mempengaruhi Pemilu 2020 yang akan dilaksanakan dalam hitungan bulan. Presiden Trump menolak segala tuduhan yang disebutkan dalam pemakzulan," tulis keterangan resmi tim kuasa hukum Trump, seperti diwartakan Reuters.
Di sidang Senat, apabila keputusan akhir harus melalui voting, Trump tetap bertahan di Gedung Putih apabila kurang dari dua per tiga (67 suara) menyatakan dirinya bersalah. Kalau dua pertiga anggota Senat menyatakan Trump bersalah, maka ucapkan selamat tinggal kepada Gedung Putih. Wakil Presiden Mike Pence akan mengambil alih.
Meski relatif kecil, tetap ada risiko AS bakal mengalami pergantian kepemimpinan di tengah jalan. Ini akan menyebabkan ketidakpastian, sesuatu yang sangat tidak disukai oleh pelaku pasar. Jadi wajar kalau investor memilih menunggu dan bermain aman sampai ada perkembangan terbaru.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Seperti halnya rupiah, mata uang Asia pun banyak yang sudah menguat lumayan tajam seperti yuan China, ringgit Malaysia, rupee India, sampai dolar Hong Kong. Aksi profit taking massal membuat mata uang Asia ramai-ramai melemah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:04 WIB, di mana rupiah menjadi mata uang terlemah kedua di Benua Kuning:
Kemungkinan investor memilih wait and see karena dalam waktu dekat akan ada peristiwa besar di AS. Pada Selasa waktu setempat, Presiden AS Donald Trump akan mulai menjalani sidang pemakzulan (impeachment) di Senat.
Bulan lalu, House of Representatives (bagian dari Kongres AS yang dikuasai kubu oposisi Partai Demokrat) memutuskan untuk mengajukan pemakzulan terhadap sang presiden ke-45. Trump dinilai membahayakan kepentingan dan keamanan nasional serta menghalangi upaya penyelidikan.
Impeachment terhadap Trump diajukan setelah tudingan konspirasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Berbicara melalui sambungan telepon pada 25 Juli 2019, Trump ditengarai meminta pemerintahan Zelenskiy untuk melakukan penyelidikan atas bisnis migas keluarga Joe Biden di negara pecahan Uni Soviet tersebut. Demokrat menuding Trump menjanjikan bantuan senilai US$ 400 juta dalam bentuk asistensi militer.
Biden, eks wakil presiden pada masa pemerintahan Barack Obama, adalah salah satu kandidat kuat calon presiden Partai Demokrat untuk pemilihan tahun depan. Langkah Trump diduga sebagai upaya menjegal Biden dalam kontestasi politik Negeri Adidaya.
Demokrat menilai Trump melanggar sumpah jabatan karena menjanjikan sesuatu yang terkait dengan wewenangnya untuk menguntungkan diri sendiri atau golongan tertentu. Trump juga dianggap membahayakan keamanan nasional.
Jelang sidang di Senat, suasana politik AS memanas. Dalam dokumen setebal 111 halaman, House mendesak agar Trump dilengserkan dari Gedung Putih untuk melindungi kepentingan nasional dan pemerintahan.
"Senat harus memberhentikan Presiden Trump untuk menghindari kerusakan yang serius dalam jangka panjang terhadap sistem dan nilai demokrasi serta keamanan nasional. Kasus yang mendera Presiden sederhana, faktanya tidak terbantahkan, dan bukti ada di mana-mana," sebut dokumen itu, seperti dikutip dari Reuters.
Trump tidak terima dengan tuduhan tersebut. Tim kuasa hukum Trump menegaskan bahwa Partai Demokrat adalah pihak yang merusak demokrasi karena mencoba mendongkel presiden pilihan rakyat.
"Ini adalah serangan yang berbahaya terhadap rakyat AS yang secara sadar telah memilih presiden mereka. Ini adalah upaya yang tidak tahu malu dan tidak berlandaskan hukum untuk membalik hasil Pemilu 2016 dan mempengaruhi Pemilu 2020 yang akan dilaksanakan dalam hitungan bulan. Presiden Trump menolak segala tuduhan yang disebutkan dalam pemakzulan," tulis keterangan resmi tim kuasa hukum Trump, seperti diwartakan Reuters.
Di sidang Senat, apabila keputusan akhir harus melalui voting, Trump tetap bertahan di Gedung Putih apabila kurang dari dua per tiga (67 suara) menyatakan dirinya bersalah. Kalau dua pertiga anggota Senat menyatakan Trump bersalah, maka ucapkan selamat tinggal kepada Gedung Putih. Wakil Presiden Mike Pence akan mengambil alih.
Meski relatif kecil, tetap ada risiko AS bakal mengalami pergantian kepemimpinan di tengah jalan. Ini akan menyebabkan ketidakpastian, sesuatu yang sangat tidak disukai oleh pelaku pasar. Jadi wajar kalau investor memilih menunggu dan bermain aman sampai ada perkembangan terbaru.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular