
Internasional
Malaysia-India Makin Hot! Bollywood Tolak Bahas CPO di Davos
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
20 January 2020 07:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertikaian Malaysia danĀ India terkait crude plam oil (CPO/ minyak kelapa sawit) makin serius. Sebelumnya, India dikabarkan membatasi pembelian CPO dari Malaysia karena komentar Mahathir Mohamad terkait Kahsmir dan UU kewarganegaraan baru negeri Bollywood.
India bahkan menolak membicarakan soal ini dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, 20-24 Januari ini. Sebelumnya beredar kabar Menteri Perdagangan Malaysia Darell Leiking menghubungi Menteri India Piyush Goyall untuk berdialog soal CPO.
"Saya dapat memberi tahu Anda dengan adil dan jujur bahwa tidak ada pertemuan antara Menteri Malaysia dan Menteri Perdagangan India di Davos," kata pejabat Kementerian Perdagangan India yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana ditulis Reuters, Minggu (19/1/2020).
"Sebagai bagian dari sebuah rapat besar mungkin mereka akan bersama, tetapi tidak ada rapat khusus. Jadwal sudah difinalisasi dan sudah full."
Boikot India pada CPO Malaysia dimulai dari komentar keras Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahthir Mohamad. PM berusia 94 tahun itu mengkritik kebijakan PM India Narendra Modi terkait Kashmir dan UU kewarganegaraan baru yang dituding anti Muslim.
Mahathir bahkan enggan menarik kembali ucapannya. Ia berkata akan terus menentang hal-hal yang salah bahkan jika itu merugikan negaranya secara finansial.
Sementara itu, harga CPO berada dalam tekanan menyusul kebijakan India ini. Jumat (17/1/2020), harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) menyentuh level RM 2889/ton naik tipis dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin di RM 2.886/ton.
Sejak 10 Januari 2020, harga CPO kontrak terus-terusan melorot. Sejak saat itu hingga kemarin, harga CPO telah anjlok 7,9% secara point to point.
(sef/sef) Next Article Tak Jadi Boikot, India Beli Lagi CPO Malaysia
India bahkan menolak membicarakan soal ini dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, 20-24 Januari ini. Sebelumnya beredar kabar Menteri Perdagangan Malaysia Darell Leiking menghubungi Menteri India Piyush Goyall untuk berdialog soal CPO.
Boikot India pada CPO Malaysia dimulai dari komentar keras Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahthir Mohamad. PM berusia 94 tahun itu mengkritik kebijakan PM India Narendra Modi terkait Kashmir dan UU kewarganegaraan baru yang dituding anti Muslim.
Mahathir bahkan enggan menarik kembali ucapannya. Ia berkata akan terus menentang hal-hal yang salah bahkan jika itu merugikan negaranya secara finansial.
Sementara itu, harga CPO berada dalam tekanan menyusul kebijakan India ini. Jumat (17/1/2020), harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) menyentuh level RM 2889/ton naik tipis dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin di RM 2.886/ton.
Sejak 10 Januari 2020, harga CPO kontrak terus-terusan melorot. Sejak saat itu hingga kemarin, harga CPO telah anjlok 7,9% secara point to point.
(sef/sef) Next Article Tak Jadi Boikot, India Beli Lagi CPO Malaysia
Most Popular