Menanggung Beban Berat, Rupiah Kini Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 January 2020 10:07
Semua Menanti Perjanjian Dagang AS-China
Ilustrasi Yuan China dan Dolar AS (REUTERS/Jason Lee)
Namun ada pula faktor eksternal yang membuat investor agak menjaga jarak dengan pasar keuangan Asia. Pelaku pasar menantikan penandatanganan perjanjian damai dagang AS-China Fase I yang berlangsung hari ini di Gedung Putih.

"Kami akan merilis dokumen dan masyarakat bisa melihat bahwa resolusi perselisihan dijabarkan dengan detail. Ini adalah perjanjian yang bisa ditegakkan," kata Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, sebagaimana diwartakan Reuters.

Ternyata da keraguan bahwa China bisa memenuhi permintaan AS, terutama soal pembelian produk-produk made in the USA. Disebutkan bahwa China wajib menambah pembelian komoditas energi dari AS senilai US$ 50 miliar, impor jasa US$ 35 miliar, impor produk manufaktur US$ 80 miliar, plus produk pertanian US$ 24 miliar. Semuanya dilakukan dalam tempo dua tahun ke depan.

Sejauh ini AS dan China masih mempertahankan bea masuk yang dikenakan selama masa perang dagang. Sebagai informasi, AS mengenakan bea masuk terhadap impor produk China senilai US$ 550 miliar. China membalas dengan membebankan bea masuk terhadap impor produk asal AS senilai US$ 185 miliar.

"Kalau Bapak Presiden ingin (kesepakatan) Fase II segera mulai dibahas, maka beliau baru akan mempertimbangkan untuk mencabut bea masuk," kata Mnuchin.


Artinya penurunan atau penghapusan bea masuk baru akan terjadi setelah perjanjian damai dagang Fase II ditandatangani. Sebelum itu, produk AS yang masuk ke China akan menjadi lebih mahal karena pengenaan bea masuk.

Oleh karena itu, agak sulit bagi dunia usaha China untuk menambah pembelian produk AS jika harganya masih mahal. Tidak heran banyak yang tidak yakin China bisa memenuhi komitmen untuk membeli barang dan jasa dari Negeri Paman Sam.

Masih adanya ketidakpastian meski AS-China sudah di ambang damai dagang membuat pelaku pasar menjaga jarak dengan aset-aset berisiko. Sebelum semuanya jelas dan terang-benderang, lebih baik bermain aman dulu. Maka tidak heran rupiah dkk di Asia terjeblos ke zona merah.

Namun karena ada faktor domestik, beban rupiah lebih berat ketimbang para tetangganya. Rupiah pun menjadi mata uang terlemah di Asia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:06 WIB:





TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular