Masih Pegang Saham Anker Bir, Pemprov DKI Udah Cuan Rp 220 M

tahir saleh, CNBC Indonesia
14 January 2020 15:32
PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) melaporkan perbaruan atau update kepemilikan saham perusahaan per 31 Desember 2019.
Foto: Dok Delta Djakarta/Detik

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten minuman keras PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) melaporkan perbaruan atau update kepemilikan saham perusahaan per 31 Desember 2019. Hasilnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memegang sebesar 210.200.700 saham DLTA atau mewakili 26,25% saham pabrikan Anker Bir itu.

Mengacu keterangan di Bursa Efek Indonesia, porsi saham tersebut tak berubah dari periode September 2019 atau per kuartal III-2019 di mana saham terbesar masih dipegang San Miguel Malaysia Pte Ltd sebanyak 467.061.150 atar 58,33%.

Sisa saham 15,42% atau 123.397.200 unit saham dipegang oleh investor publik dengan kepemilikan masing-masing di bawah 5% (investor ritel).


Pabrik Anker Bir ini didirikan pada tahun 1932 di bawah nama Archipel Brouwerij. Mengacu laporan keuangannya, perusahaan berganti nama menjadi NV De Oranje Brouwerij ketika di bawah perusahaan Belanda dan memakai nama PT Delta Djakarta pada tahun 1970.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA ialah memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek Anker, Anker Stout, Anker Lychee, Carlsberg, San Miguel, San Mig Light, San Miguel Cerveza Negra, Kuda Putih dan Batavia.

"Beberapa produk perusahaan diekspor ke beberapa negara lain. Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1933. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan entitas anak tahun 2019 dan 2018 masing- masing sejumlah 318 orang dan 330 orang," tulis manajemen DLTA, dikutip dari laporan keuangan.

Lantas berapa keuntungan Pemprov DKI dalam setahun terakhir di saham ini?


Sepanjang 9 bulan pertama tahun 2019, penjualan DLTA turun 4% menjadi Rp 605,58 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 627,79 miliar, sehingga laba bersih juga turun 5% menjadi Rp 221 miliar dari sebelumnya Rp 233 miliar.

Mengacu data BEI, pada 14 Januari 2019, saham DLTA ditutup di level rendah yakni Rp 5.650/saham sehingga nilai sahamnya saat itu (dengan asumsi kepemilikan (210.200.700 saham) yakni Rp 1,19 triliun.

Harga tertinggi sempat terjadi pada 24 Juni 2019 saat menembus rekor Rp 7.400/saham sehingga nilai sahamnya menjadi Rp 1,55 triliun. Pada perdagangan Selasa sore ini (14/1/2020), saham DLTA di level Rp 6.700/saham, dengan nilai saham mencapai Rp 1,41 triliun.

Dengan demikian, sampai saat sesi II perdagangan Selasa ini, Pemprov DKI sudah potential gain (potensi keuntungan yang belum direalisasikan) sebesar Rp 220 miliar dalam setahun.


Pada Maret 2019, polemik kepemilikan saham DLTA oleh Pemprov DKI sempat mencuat. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Gubernur DKI Jakarta pun beda pendapat. DPRD DKI menolak penjualan saham Pemprov di Delta Djakarta. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut tetap akan menjual saham tersebut.

"Ya kita coba terus. Kita berniat melaporkan itu, kita laporkan kepada rakyat Jakarta bahwa wakil-wakil Anda ingin tetap memiliki saham bir biar nanti warganya juga yang ikut menyampaikan aspirasi," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (5/3/2019) seperti dikutip dari
detikfinance

Hingga kini Pemprov DKI masih menjadi pemegang saham Anker Bir ini.


[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Ada RUU Minuman Beralkohol, Saham Bir Tumbang Lagi Gaes!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular