
Jokowi Larang Ekspor Minerba, Asosiasi Belum Satu Suara
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
14 January 2020 09:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) serius akan melarang ekspor minerba mulai dari komoditas bauksit, timah, hingga batu bara. Namun larangan ini tampaknya mendapat keraguan dari pihak asosiasi, meskipun ada juga yang mendukung dengan beberapa catatan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Timah Indonesia, Jabin Sufianto mengatakan pihaknya ragu Indonesia bisa menyerap 100% timah produksi dalam negeri.
Dia menyebut, tidak ada industri hilir yang mampu menyerap timah sebanyak jumlah produksi."Mustahil untuk Indonesia bisa serap 100% timah kita," ungkapnya saat dihubungi, Senin, (13/01/2020).
Menurutnya selama ini serapan timah dalam negeri sangatlah kecil, bahkan di bawah 5%. "Produksi tahun lalu sekitar 69 ribu metrik ton (MT), tahun ini sekitar 68 MT," imbuhnya.
Berbeda dengan asosiasi timah, asosiasi batu bara menyambut baik rencana pelarangan ekspor dengan beberapa catatan. Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memperkirakan kebutuhan batu bara di dalam negeri akan terus meningkat.
Seiring dengan potensi pertumbuhan kelistrikan dan industri yang sedang gencar didorong oleh pemerintah. "Kondisi ini akan baik, sejalan dengan upaya kontrol produksi oleh pemerintah, untuk mengurangi over supply di pasar internasional," ungkapnya saat dihubungi, Senin malam, (13/01/2020).
(tas/tas) Next Article Jokowi Larang Ekspor Minerba, Asosiasi Ramai-ramai Menolak!
Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Timah Indonesia, Jabin Sufianto mengatakan pihaknya ragu Indonesia bisa menyerap 100% timah produksi dalam negeri.
Dia menyebut, tidak ada industri hilir yang mampu menyerap timah sebanyak jumlah produksi."Mustahil untuk Indonesia bisa serap 100% timah kita," ungkapnya saat dihubungi, Senin, (13/01/2020).
Menurutnya selama ini serapan timah dalam negeri sangatlah kecil, bahkan di bawah 5%. "Produksi tahun lalu sekitar 69 ribu metrik ton (MT), tahun ini sekitar 68 MT," imbuhnya.
Berbeda dengan asosiasi timah, asosiasi batu bara menyambut baik rencana pelarangan ekspor dengan beberapa catatan. Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia memperkirakan kebutuhan batu bara di dalam negeri akan terus meningkat.
Seiring dengan potensi pertumbuhan kelistrikan dan industri yang sedang gencar didorong oleh pemerintah. "Kondisi ini akan baik, sejalan dengan upaya kontrol produksi oleh pemerintah, untuk mengurangi over supply di pasar internasional," ungkapnya saat dihubungi, Senin malam, (13/01/2020).
Meski demikian menurutnya produsen yang berkontribusi lebih besar dalam hal pajak dan domestic market obligation (DMO) perlu diberikan perhatian khusus.
Perlu ada keseimbangan terkait rencana jangka panjang mengurangi ekspor, dengan kebutuhan jangka pendek dan menengah yakni kebutuhan ekspor guna meningkatkan cadangan devisa.
"Apabila kondisi harga membaik, keuangan negara menguat, dan ada kepastian hukum dan investasi, maka akan terus ada upaya eksplorasi menemukan cadangan batubara baru, sehingga cadangan batu bara nasional dapat meningkat, memperkuat ketahanan energi nasional dan kebutuhan dalam negeri di masa depan," imbuhnya.
Perlu ada keseimbangan terkait rencana jangka panjang mengurangi ekspor, dengan kebutuhan jangka pendek dan menengah yakni kebutuhan ekspor guna meningkatkan cadangan devisa.
"Apabila kondisi harga membaik, keuangan negara menguat, dan ada kepastian hukum dan investasi, maka akan terus ada upaya eksplorasi menemukan cadangan batubara baru, sehingga cadangan batu bara nasional dapat meningkat, memperkuat ketahanan energi nasional dan kebutuhan dalam negeri di masa depan," imbuhnya.
(tas/tas) Next Article Jokowi Larang Ekspor Minerba, Asosiasi Ramai-ramai Menolak!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular