
Analisis
Black Marubozu, Bisa Bawa Rupiah ke Rp 13.500/US$ Pekan Ini?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 January 2020 13:08

Secara teknikal, tanda-tanda penguatan rupiah sudah muncul sejak Selasa (7/1/2020). Saat itu rupiah membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di level Rp 13.870/US$, menguat 0,47%.
Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.
Grafik di atas menunjukkan pergerakan harian dolar AS vs rupiah (USD/IDR) dalam candlestick. Black Marubozu terjadi pada hari Selasa lalu, yang menjadi tanda jika dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah.
Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.
Dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah akhirnya terlihat lagi sejak Kamis (9/1/2020) setelah menahan diri akibat risiko terjadinya perang antara AS dan Iran sehari sebelumnya.
Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh jual (oversold) berpotensi menahan penguatan rupiah, dengan support (tahanan bawah) berada di kisaran Rp 13.640/US$ (level terkuat rupiah Oktober 2017).
Rupiah masih berpotensi menguat menuju support tersebut pada hari ini.
Namun, ke depannya selama tertahan di atas support, rupiah berisiko mengalami koreksi, tetapi jika mampu menembusnya, Sang Garuda berpeluang menguat menuju Rp 13.615/US$.
Jika level tersebut berhasil ditembus secara konsisten, rupiah berpeluang menguat Rp 13.590 sampai Rp 13.560/US$.
Resisten (tahanan atas) terdekat berada di level Rp 13.700/US$, jika dilewati, rupiah berisiko terkoreksi menuju Rp 13.760/US$.
Selama tertahan di bawah Rp 13.700/US$, rupiah cenderung masih akan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.
![]() Sumber: investing.com |
Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.
Dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah akhirnya terlihat lagi sejak Kamis (9/1/2020) setelah menahan diri akibat risiko terjadinya perang antara AS dan Iran sehari sebelumnya.
Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh jual (oversold) berpotensi menahan penguatan rupiah, dengan support (tahanan bawah) berada di kisaran Rp 13.640/US$ (level terkuat rupiah Oktober 2017).
Rupiah masih berpotensi menguat menuju support tersebut pada hari ini.
Namun, ke depannya selama tertahan di atas support, rupiah berisiko mengalami koreksi, tetapi jika mampu menembusnya, Sang Garuda berpeluang menguat menuju Rp 13.615/US$.
Jika level tersebut berhasil ditembus secara konsisten, rupiah berpeluang menguat Rp 13.590 sampai Rp 13.560/US$.
Resisten (tahanan atas) terdekat berada di level Rp 13.700/US$, jika dilewati, rupiah berisiko terkoreksi menuju Rp 13.760/US$.
Selama tertahan di bawah Rp 13.700/US$, rupiah cenderung masih akan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular