Analisis Teknikal

Muncul Black Marubozu, Rupiah Berpotensi Melesat Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 January 2020 07:09
Level pembukaan rupiah sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (7/1/2020), pelemahan dalam dua hari bahkan sampai dibabat habis.

Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung menguat ke 0,04% ke level Rp 13.930/US$. Setelahnya penguatan rupiah semakin menebal hingga 0,32% ke Rp 13.890/US$ sebelum tengah hari. Selepas makan siang, rupiah makin bertenaga hingga mengakhiri perdagangan di level Rp 13.870/US$, menguat 0,47% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.

Pagi-Rupiah
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: Refinitiv


Grafik di atas menunjukkan pergerakan harian dolar AS vs rupiah (USD/IDR) dalam candlestick. Candlestick terakhir (dalam lingkaran merah) adalah Black Marubozu, yang menjadi tanda jika dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah.

Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2020), dengan catatan tidak ada perubahan sentimen pelaku pasar, atau tidak ada eskalasi ketegangan antara AS dengan Iran. 

Pada Selasa kemarin, rupiah mencatat penguatan akibat membaiknya sentimen pelaku pasar setelah sepanjang akhir pekan lalu dan awal pekan ini dibuat cemas akan kemungkinan terjadinya perang antara AS dengan Iran.

Selain itu, data dari Bank Indonesia (BI) membuat penguatan rupiah semakin terakselerasi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di bulan Desember naik ke 126,4, dari sebelumnya 124,2, dan menjadi yang tertinggi sejak bulan Juni 2019.

Kenaikan IKK tersebut menjadi indikasi konsumen di dalam negeri semakin optimistis terhadap kondisi ekonomi. Ketika konsumen semakin optimistis maka konsumsi yang merupakan tulang punggung perekonomian bisa meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular