
BI: Manufaktur RI Masih Ekspansi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 January 2020 10:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai sektor manufaktur domestik masih berada di fase ekspansi. Ini terlihat dari nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) yang di atas 50.
Pada kuartal IV-2019, PMI BI tercatat 51,5%. Melambat dibandingkan kuartal III-2019 yang sebesar 52,04%.
Agak berbeda dengan PMI lain yang merupakan singkatan dari Purchasing Managers' Index, PMI BI menggunakan persentase. Namun garis besarnya sama, di atas 50 berarti industriawan masih melakukan ekspansi.
Meski BI masih menilai industri manufaktur dalam negeri masih ekspansif, PMI versi IHS Markit menunjukkan sebaliknya. Pada Desember 2019, IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia berada di 49,5.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal, di bawah 50 berarti dunia usaha belum melakukan ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di zona kontraksi selama enam bulan beruntun.
Kembali ke PMI versi BI, ekspansi kinerja industri manufaktur terjadi pada sebagian besar sub-sektor, dengan ekspansi tertinggi pada Industri semen dan barang galian non-logam yang didorong oleh ekspansi volume produksi dan pesanan barang input.
Berdasarkan komponen pembentuk PMI BI, ekspansi yang terjadi pada kuartal IV-2019 ditunjang oleh volume produksi (53,42%), volume pesanan (53,27%), dan volume persediaan barang jadi (52,56%). Di sisi lain, terdapat dua komponen yang mengalami kontraksi yaitu kecepatan penerimaan barang input (49,71%) dan penggunaan jumlah tenaga kerja (47,23%).
Pada kuartal I-2020, BI memperkirakan ekspansi industri pengolahan akan lebih baik dengan proyeksi PMI di 52,73%. Ekspansi kegiatan usaha diperkirakan terjadi di sebagian besar sub-sektor, dengan ekspansi tertinggi terjadi di industri semen dan barang galian non-logam.
(aji/aji) Next Article Manufaktur China Kembali Turun di Oktober
Pada kuartal IV-2019, PMI BI tercatat 51,5%. Melambat dibandingkan kuartal III-2019 yang sebesar 52,04%.
Agak berbeda dengan PMI lain yang merupakan singkatan dari Purchasing Managers' Index, PMI BI menggunakan persentase. Namun garis besarnya sama, di atas 50 berarti industriawan masih melakukan ekspansi.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal, di bawah 50 berarti dunia usaha belum melakukan ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di zona kontraksi selama enam bulan beruntun.
Kembali ke PMI versi BI, ekspansi kinerja industri manufaktur terjadi pada sebagian besar sub-sektor, dengan ekspansi tertinggi pada Industri semen dan barang galian non-logam yang didorong oleh ekspansi volume produksi dan pesanan barang input.
Berdasarkan komponen pembentuk PMI BI, ekspansi yang terjadi pada kuartal IV-2019 ditunjang oleh volume produksi (53,42%), volume pesanan (53,27%), dan volume persediaan barang jadi (52,56%). Di sisi lain, terdapat dua komponen yang mengalami kontraksi yaitu kecepatan penerimaan barang input (49,71%) dan penggunaan jumlah tenaga kerja (47,23%).
Pada kuartal I-2020, BI memperkirakan ekspansi industri pengolahan akan lebih baik dengan proyeksi PMI di 52,73%. Ekspansi kegiatan usaha diperkirakan terjadi di sebagian besar sub-sektor, dengan ekspansi tertinggi terjadi di industri semen dan barang galian non-logam.
(aji/aji) Next Article Manufaktur China Kembali Turun di Oktober
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular