
Joss! Rupiah Terkuat Sejak Februari 2018, Terbaik di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 January 2020 10:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun perkasa di perdagangan pasar spot, bahkan jadi mata uang terkuat Asia.
Pada Senin (13/1/2020), kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.708. Rupiah menguat 0,75% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Sementara di pasar spot, keperkasaan rupiah juga tidak terbendung. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.670 di mana rupiah menguat 0,62%.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah sudah menguat 0,18%. Seiring perjalanan, rupiah semakin kuat dan dolar AS sempat berada di bawah Rp 13.700. Rupiah kini berada di posisi terbaik sejak Februari 2018.
Hampir seluruh mata uang utama Asia juga menguat terhadap dolar AS. Sejauh ini hanya yen Jepang dan dolar Hong Kong yang terdepresiasi, itu pun dalam kisaran terbatas.
Akan tetapi, rupiah patut berbangga karena penguatannya adalah yang tertinggi di Asia. Tren apresiasi sejak 2019 ternyata terus berlanjut.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:09 WIB:
Pelaku pasar tengah semringah, tidak sabar menanti penandatanganan perjanjian damai dagang AS-China Fase I pada 15 Januari di Gedung Putih. Jelang Hari H, belum ada hambatan yang berarti. Semua masih sesuai rencana.
"Kami sudah menyelesaikan proses penerjemahan (dokumen). Semua akan melihat betapa luasnya cakupan kesepakatan ini," kata Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, seperti diberitakan Reuters.
Mnuchin menyebutkan, kesepakatan damai dagang AS-China Fase I akan mencakup hal-hal besar seperti perlindungan atas hak kekayaan intelektual, penghentian pemaksaan transfer teknologi, sampai urusan manipulasi kurs. Di luar itu, China juga berkomitmen untuk lebih banyak membeli produk made in the USA.
"Akan ada (pembelian) berbagai produk tambahan senilai US$ 200 miliar selama dua tahun. Termasuk (pembelian) produk-produk pertanian senilai US$ 40-50 miliar," ungkap Mnuchin.
Lebih menggembirakan lagi, AS-China juga akan segera bersiap untuk membahas kesepakatan Fase II. Pemerintahan Presiden Donald Trump berencana menyelesaikan perjanjian Fase II tahun ini yang di dalamnya akan mencakup seputar subsidi kepada perusahaan milik negara sampai keamanan siber.
Tidak hanya itu, perjanjian damai dagang Fase II juga akan menentukan apakah AS dan China akan mencabut berbagai bea masuk yang diterapkan pada masa perang selama lebih dari setahun terakhir. Sebagai informasi, AS mengenakan bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 550 miliar. Ini dibalas oleh China dengan membebankan bea masuk terhadap impor produk AS senilai US$ 185 miliar.
Perang dagang AS-China akhirnya akan berakhir. Perang dagang yang membuat ekonomi dunia nyaris lumpuh, bahkan menyeret sejumlah negara ke jurang resesi itu akan segera selesai. Damai itu indah...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Senin (13/1/2020), kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.708. Rupiah menguat 0,75% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Sementara di pasar spot, keperkasaan rupiah juga tidak terbendung. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.670 di mana rupiah menguat 0,62%.
Hampir seluruh mata uang utama Asia juga menguat terhadap dolar AS. Sejauh ini hanya yen Jepang dan dolar Hong Kong yang terdepresiasi, itu pun dalam kisaran terbatas.
Akan tetapi, rupiah patut berbangga karena penguatannya adalah yang tertinggi di Asia. Tren apresiasi sejak 2019 ternyata terus berlanjut.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:09 WIB:
Pelaku pasar tengah semringah, tidak sabar menanti penandatanganan perjanjian damai dagang AS-China Fase I pada 15 Januari di Gedung Putih. Jelang Hari H, belum ada hambatan yang berarti. Semua masih sesuai rencana.
"Kami sudah menyelesaikan proses penerjemahan (dokumen). Semua akan melihat betapa luasnya cakupan kesepakatan ini," kata Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, seperti diberitakan Reuters.
Mnuchin menyebutkan, kesepakatan damai dagang AS-China Fase I akan mencakup hal-hal besar seperti perlindungan atas hak kekayaan intelektual, penghentian pemaksaan transfer teknologi, sampai urusan manipulasi kurs. Di luar itu, China juga berkomitmen untuk lebih banyak membeli produk made in the USA.
"Akan ada (pembelian) berbagai produk tambahan senilai US$ 200 miliar selama dua tahun. Termasuk (pembelian) produk-produk pertanian senilai US$ 40-50 miliar," ungkap Mnuchin.
Lebih menggembirakan lagi, AS-China juga akan segera bersiap untuk membahas kesepakatan Fase II. Pemerintahan Presiden Donald Trump berencana menyelesaikan perjanjian Fase II tahun ini yang di dalamnya akan mencakup seputar subsidi kepada perusahaan milik negara sampai keamanan siber.
Tidak hanya itu, perjanjian damai dagang Fase II juga akan menentukan apakah AS dan China akan mencabut berbagai bea masuk yang diterapkan pada masa perang selama lebih dari setahun terakhir. Sebagai informasi, AS mengenakan bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 550 miliar. Ini dibalas oleh China dengan membebankan bea masuk terhadap impor produk AS senilai US$ 185 miliar.
Perang dagang AS-China akhirnya akan berakhir. Perang dagang yang membuat ekonomi dunia nyaris lumpuh, bahkan menyeret sejumlah negara ke jurang resesi itu akan segera selesai. Damai itu indah...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular