Dolar Babak Belur, Rupiah Berjihad Menembus Rp 13.600/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 January 2020 08:35
Teknikal Mendukung Penguatan Rupiah
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Secara teknikal, tanda-tanda penguatan rupiah sudah muncul sejak Selasa (7/1/2020). Saat itu rupiah membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di level Rp 13.870/US$, menguat 0,47%.

Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu. 

Foto: Refinitiv


Grafik di atas menunjukkan pergerakan harian dolar AS vs rupiah (USD/IDR) dalam candlestick. Black Marubozu terjadi pada hari Selasa lalu, yang menjadi tanda jika dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah.

Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan. 

Dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah akhirnya terlihat lagi sejak Kamis setelah menahan diri akibat risiko terjadinya perang antara AS dan Iran.

Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh jual (oversold) berpotensi menahan penguatan rupiah, dengan support (tahanan bawah) berada di kisaran Rp 13.735/US$ (level terkuat rupiah April 2018). 

Selama tertahan di atas support, rupiah berisiko mengalami koreksi, tetapi jika mampu menembusnya, Sang Garuda berpeluang menguat menuju Rp 13.695/US$ (level terkuat rupiah Maret 2018). Jika level tersebut berhasil ditembus secara konsisten, rupiah berpeluang menguat Rp 13.660 sampai Rp 13.630/US$. 

Resisten (tahanan atas) Rp 13.830/US$ akan menjadi penahan pertama jika rupiah mengalami koreksi

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular