
Ditutup Positif, Pasar SUN Ciptakan Reli Sejak Selasa
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
10 January 2020 20:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat utang negara (SUN) kembali menguat di tengah sentimen positif damai dagang Amerika Serikat (AS) dan China, terutama untuk obligasi pemerintah bertenor 10 tahun.
Positifnya pasar SUN hari ini dipengaruhi oleh pemberitaan tentang hampir pastinya penandatanganan damai dagang AS-China fase I pekan depan. Data Refinitif menunjukkan FR0082 bertenor 10 tahun menjadi seri dengan penguatan harga sekaligus penurunan tingkat imbal hasil (yield) terbesar pada perdagangan hari ini (10/1/20).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar tahun ini adalah FR0081 untuk tenor 5 tahun, FR0082 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Pergerakan harga dan tingkat imbal hasil (yield) SUN saling bertolak belakang di pasar, dan yield lebih digunakan di pasar karena mencerminkan harga, kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Penguatan seri 10 tahun itu dibarengi dengan penurunan yield sebesar 8 basis poin (bps) menjadi 6,93% dari posisi kemarin 7,01%. Besaran 100 bps setara 1%.
Semalam, China menyatakan siap mengirimkan delegasinya yaitu Wakil Perdana Menteri Liu He ke AS pekan depan terkait penandatanganan damai dagang fase I. Sentimen itu telah membuat pelaku pasar global sumringah dan membuat pasar saham Wall Street menguat tadi pagi. Faktor positif global lain adalah tingkat pengangguran AS yang turun.
Dari dalam negeri, sentimen positif global tersebut diprediksi akan diiringi oleh faktor penguatan rupiah terhadap dolar AS dan likuiditas transaksi di pasar SUN yang meningkat di awal tahun. Nilai transaksi harian SUN pada 5 hari bursa pertama di awal tahun ini naik menjadi Rp 15,6 triliun, meningkat dibanding Desember 2019 Rp 11,3 triliun.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.064,24 triliun SBN, atau 38,8% dari total beredar Rp 2.742 triliun berdasarkan data per 8 Januari.
Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih keluar dari pasar SUN senilai Rp 670 miliar sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 2,38 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Positifnya pasar SUN hari ini dipengaruhi oleh pemberitaan tentang hampir pastinya penandatanganan damai dagang AS-China fase I pekan depan. Data Refinitif menunjukkan FR0082 bertenor 10 tahun menjadi seri dengan penguatan harga sekaligus penurunan tingkat imbal hasil (yield) terbesar pada perdagangan hari ini (10/1/20).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar tahun ini adalah FR0081 untuk tenor 5 tahun, FR0082 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Semalam, China menyatakan siap mengirimkan delegasinya yaitu Wakil Perdana Menteri Liu He ke AS pekan depan terkait penandatanganan damai dagang fase I. Sentimen itu telah membuat pelaku pasar global sumringah dan membuat pasar saham Wall Street menguat tadi pagi. Faktor positif global lain adalah tingkat pengangguran AS yang turun.
Dari dalam negeri, sentimen positif global tersebut diprediksi akan diiringi oleh faktor penguatan rupiah terhadap dolar AS dan likuiditas transaksi di pasar SUN yang meningkat di awal tahun. Nilai transaksi harian SUN pada 5 hari bursa pertama di awal tahun ini naik menjadi Rp 15,6 triliun, meningkat dibanding Desember 2019 Rp 11,3 triliun.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.064,24 triliun SBN, atau 38,8% dari total beredar Rp 2.742 triliun berdasarkan data per 8 Januari.
Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih keluar dari pasar SUN senilai Rp 670 miliar sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 2,38 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Most Popular