AS Adem dengan China dan Iran, IHSG Hijau Lagi di Januari

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 January 2020 13:18
Waspada, Penjualan Barang-barang Ritel Lesu
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Di sisi lain, pelaku pasar saham Tanah Air perlu mewaspadai rilis data penjualan barang-barang ritel periode November 2019. Data penjualan barang-barang ritel periode November 2019 dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada hari ini.

Sepanjang November 2019, BI mencatat bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh sebesar 1,3% secara tahunan, jauh di bawah pertumbuhan pada periode Oktober 2019 yang sebesar 3,6%.

Capaian tersebut juga jauh di bawah capaian periode yang sama tahun sebelumnya (November 2018) kala penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 3,4% secara tahunan.

Untuk periode Desember 2019, angka sementara dari BI menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel justru terkontraksi sebesar 0,2% secara tahunan, jauh di bawah capaian Desember 2018 yakni pertumbuhan sebesar 7,7%.

Lantas, lagi-lagi pertumbuhan penjualan barang-barang ritel berada di bawah capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai catatan, dalam periode Mei-September 2019 (lima bulan beruntun), pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berada di bawah capaian periode yang sama tahun sebelumnya.

Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3% YoY.

Barulah pada periode Oktober 2019 pertumbuhan penjualan barang-barang ritel bisa berada di atas capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Oktober 2019, penjualan barang-barang diketahui tumbuh sebesar 3,6% secara tahunan, sementara pada Oktober 2018 pertumbuhannya adalah sebesar 2,9%.



Lesunya pertumbuhan penjualan barang-barang ritel pada bulan November dan Desember lantas kembali membuat kekhawatiran terkait dengan lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia mencuat.

Sebelumnya, kekhawatiran terkait dengan lemahnya konsumsi masyarakat mencuat pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Desember 2019, sekaligus angka inflasi untuk keseluruhan tahun 2019.

BPS mencatat bahwa pada bulan Desember terjadi inflasi sebesar 0,34% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan yang juga merupakan inflasi untuk keseluruhan tahun 2019 berada di level 2,72%.

"Dengan inflasi Desember 2019 0,34% maka inflasi 2019 secara keseluruhan 2,72%," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Kamis (2/1/2020).

Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi secara bulanan berada di level 0,51%, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,93%.

Pada perdagangan hari ini, indeks sektor barang konsumsi terkoreksi sebesar 0,33%. Saham-saham konsumer yang dilego pelaku pasar pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Mayora Indah Tbk/MYOR (-1,44%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,2%), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co Tbk/ULTJ (-0,93%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-0,44%), dan PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk/SIDO (-0,39%).

Jika aksi jual atas saham-saham konsumer terus berlanjut, capaian apik yang biasanya dibukukan oleh IHSG pada bulan Januari bisa saja tak akan kita dapati di tahun 2019. Maklum, sektor barang konsumsi merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua bagi IHSG setelah sektor jasa keuangan.

Per akhir penutupan perdagangan hari ini, sektor barang konsumsi berkontribusi sebesar 16,57% terhadap total kapitalisasi pasar IHSG.

Dengan melihat fakta bahwa tensi antara AS dan Iran sudah mereda, beserta dengan fakta bahwa kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China akan diteken pada pekan depan, ada peluang yang besar bahwa IHSG akan mampu mempertahankan kinerja apiknya di bulan Januari, dengan catatan aksi jual atas saham-saham konsumer tidak berlanjut.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular