
Sudah Terkuat Sejak April 2018, Rupiah Kini Nomor 1 di Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 January 2020 13:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Dolar AS kini berada di kisaran Rp 13.700 dan rupiah menyentuh titik terkuat sejak 2018.
Pada Jumat (10/1/2020) pukul 13:23 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.740. Rupiah menguat 0,76% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih melemah tipis 0,04%. Namun itu tidak lama, karena rupiah kemudian berhasil menyeberang ke zona hijau bahkan penguatannya semakin tebal.
Apresiasi rupiah tidak main-main. Rupiah kini berada di titik terkuat sejak April 2018. Penguatan 0,76% adalah apresiasi harian terbaik sejak 31 Mei tahun lalu.
Hingga siang ini, hampir seluruh mata uang utama Asia menguat. Namun rupiah stand-out karena menjadi mata uang dengan penguatan terbaik di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 13:28 WIB:
Penguatan rupiah cs di Asia disebabkan oleh sentimen eksternal yang positif. Tensi di Timur Tengah agak menurun setelah sempat tegang beberapa hari lalu. Secara umum, rupiah masih perkasa pada pekan pertama tahun ini.
Mata uang Tanah Air sempat tertekan kala situasi di Timur Tengah memanas. Hubungan AS-Iran menegang kala serangan drone Negeri Paman Sam di bandara Baghdad (Irak) menewaskan pentolan militer Iran, Qasim Soleimani.
Teheran membalas dengan melancarkan serangan rudal ke basis militer AS di Irak. Tidak ada korban jiwa dalam serangan ini.
Presiden AS Donald Trump memilih untuk tidak (atau belum) galak terhadap Iran. Dalam konferensi pers, Trump meminta ketegangan dihentikan.
"Kami memiliki kekuatan dan perlengkapan militer yang luar biasa. Akan tetapi, bukan berarti kami harus menggunakannya, kami tidak ingin menggunakannya. Iran sepertinya menahan diri, tentu sebuah hal yang baik," kata Trump dalam jumpa pers pada Rabu lalu, seperti diberitakan Reuters.
Situasi ini membuat mata uang Asia lainnya mampu menguat pagi ini. Kekhawatiran investor terhadap ancaman Perang Teluk III (atau bahkan Perang Dunia III) reda untuk sementara waktu sehingga aset-aset berisiko di negara berkembang kembali jadi buruan.
Kemudian, investor juga menantikan penandatanganan perjanjian damai dagang AS-China Fase I pekan depan. Trump menegaskan bahwa penandatanganan ini akan berlangsung sesuai jadwal yaitu 15 Januari.
"Kami akan menandatangani (perjanjian dagang) pada 15 Januari. Saya akan menandatangani perjanjian dengan pejabat tinggi China dan setelah itu akan bertolak ke Beijing untuk memulai pembicaraan mengenai tahapan selanjutnya," kata Trump dalam wawancara dengan ABC TV, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengungkapkan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He akan berada di Washington pada 13-15 Januari. Sumber Reuters menyebutkan akan ada 10 orang pejabat teras Beijing yang berangkat, beberapa di antaranya adalah Menteri Perdagangan Zhong Shan, Wakil Menteri Keuangan Liao Min, Wakil Menteri Luar Negeri Zheng Zeguang, sampai Gubernur Bank Sentral Yi Gang.
Hubungan AS-China yang kian harmonis membumbungkan asa damai dagang. Pekan depan mungkin baru Fase I, tetapi jika kemesraan seperti ini bisa terus dijaga maka fase-fase berikutnya tinggal menunggu waktu.
Damai dagang AS-China akan membuat rantai pasok global akan pulih kembali, setelah rusak akibat perang dagang yang berlangsung lebih dari setahun terakhir. Ada harapan pertumbuhan ekonomi global akan membaik.
Asa ini membuat investor memburu aset-aset berisiko yang memberikan cuan tinggi, risk appetite membuncah. Sementara aset aman seperti emas malah kehilangan pamor, sehingga harganya turun 0,26% pada pukul 13:41 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Jumat (10/1/2020) pukul 13:23 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 13.740. Rupiah menguat 0,76% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih melemah tipis 0,04%. Namun itu tidak lama, karena rupiah kemudian berhasil menyeberang ke zona hijau bahkan penguatannya semakin tebal.
Hingga siang ini, hampir seluruh mata uang utama Asia menguat. Namun rupiah stand-out karena menjadi mata uang dengan penguatan terbaik di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 13:28 WIB:
Penguatan rupiah cs di Asia disebabkan oleh sentimen eksternal yang positif. Tensi di Timur Tengah agak menurun setelah sempat tegang beberapa hari lalu. Secara umum, rupiah masih perkasa pada pekan pertama tahun ini.
Mata uang Tanah Air sempat tertekan kala situasi di Timur Tengah memanas. Hubungan AS-Iran menegang kala serangan drone Negeri Paman Sam di bandara Baghdad (Irak) menewaskan pentolan militer Iran, Qasim Soleimani.
Teheran membalas dengan melancarkan serangan rudal ke basis militer AS di Irak. Tidak ada korban jiwa dalam serangan ini.
Presiden AS Donald Trump memilih untuk tidak (atau belum) galak terhadap Iran. Dalam konferensi pers, Trump meminta ketegangan dihentikan.
"Kami memiliki kekuatan dan perlengkapan militer yang luar biasa. Akan tetapi, bukan berarti kami harus menggunakannya, kami tidak ingin menggunakannya. Iran sepertinya menahan diri, tentu sebuah hal yang baik," kata Trump dalam jumpa pers pada Rabu lalu, seperti diberitakan Reuters.
Situasi ini membuat mata uang Asia lainnya mampu menguat pagi ini. Kekhawatiran investor terhadap ancaman Perang Teluk III (atau bahkan Perang Dunia III) reda untuk sementara waktu sehingga aset-aset berisiko di negara berkembang kembali jadi buruan.
Kemudian, investor juga menantikan penandatanganan perjanjian damai dagang AS-China Fase I pekan depan. Trump menegaskan bahwa penandatanganan ini akan berlangsung sesuai jadwal yaitu 15 Januari.
"Kami akan menandatangani (perjanjian dagang) pada 15 Januari. Saya akan menandatangani perjanjian dengan pejabat tinggi China dan setelah itu akan bertolak ke Beijing untuk memulai pembicaraan mengenai tahapan selanjutnya," kata Trump dalam wawancara dengan ABC TV, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengungkapkan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He akan berada di Washington pada 13-15 Januari. Sumber Reuters menyebutkan akan ada 10 orang pejabat teras Beijing yang berangkat, beberapa di antaranya adalah Menteri Perdagangan Zhong Shan, Wakil Menteri Keuangan Liao Min, Wakil Menteri Luar Negeri Zheng Zeguang, sampai Gubernur Bank Sentral Yi Gang.
Hubungan AS-China yang kian harmonis membumbungkan asa damai dagang. Pekan depan mungkin baru Fase I, tetapi jika kemesraan seperti ini bisa terus dijaga maka fase-fase berikutnya tinggal menunggu waktu.
Damai dagang AS-China akan membuat rantai pasok global akan pulih kembali, setelah rusak akibat perang dagang yang berlangsung lebih dari setahun terakhir. Ada harapan pertumbuhan ekonomi global akan membaik.
Asa ini membuat investor memburu aset-aset berisiko yang memberikan cuan tinggi, risk appetite membuncah. Sementara aset aman seperti emas malah kehilangan pamor, sehingga harganya turun 0,26% pada pukul 13:41 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular