Usai Jiwasraya, Erick Tunggu Audit BPK soal Asabri & PTPN

Sandi Ferry, CNBC Indonesia
10 January 2020 13:49
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN masih menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Foto: foto/ Penandatangannan pemegang saham pendirian usaha perusahaan antara PR MRT Jakarta/ CNBC Indonesia: Choirul Anwar

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN masih menunggu hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas PT Asabri (Persero) dan juga PT Perkebunan Nusantara (Persero) guna melakukan langkah lebih lanjut atas dua BUMN tersebut. 

"Baru Jiwasraya. Kan BPK sudah keluarkan audit Jiwasraya. Asabri saya belum dapat audit BPK-nya. Kita tunggu aja. Jangan nanti mikir-mikir apa gitu," kata Erick usai acara penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham dan Perjanjian Penataan Stasiun Terintegrasi antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI di kantor Kementerian BUMN, Jumat (10/1/2020).


Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, beberapa portofolio saham yang ditempatkan oleh Asabri ternyata memiliki kinerja yang negatif. Tiga dari beberapa saham yang diinvestasikan Asabri yakni PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dengan kepemilikan Asabri sebesar 15,57%, P
T Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan porsi 5,26%, dan PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) dengan porsi 5,44%.

"Saya belum siap Asabri [dibahas] karena kita belum tahu," tegas Erick. "Sama jika teman-teman tanya PTPN atau Perkebunan saya juga belum tahu. Kita percepat," kata mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini.

Terkait dengan Jiwasraya, saat ini Kejaksaan Agung sedang melakukan penyelidikan soal dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dugaan awal kerugian negara mencapai Rp 13 triliun.


Di sisi lain, Jiwasraya juga tengah diliputi kewajiban pembayaran polis produk JS Saving Plan kepada nasabahnya dengan periode jatuh tempo Oktober-Desember 2019 sebesar Rp 12,4 triliun. Hingga kini dana tersebut belum dibayarkan kepada para nasabahnya.

Erick menegaskan beberapa skema sudah disiapkan, salah satunya ialah dengan holdingisasi BUMN Jiwasraya.

"Kita membentuk holdingnisasi Jiwasraya. Di mana holdingisasi Jiwasraya ini akan ada cash flow Rp 1.5 triliun - Rp 2 triliun. Sehingga nasabah-nasabah yang selama ini tidak ada kepastian akan ada cash flow bergulir," kata Erick.

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas/tas) Next Article Jreng.. Kasus 'Rampok' Jiwasraya & Asabri Bukan yang Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular