Analisis Teknikal

Ngeri! Rupiah Terkuat Sejak April 2018, Dekati Rp 13.700/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 January 2020 12:14
Rupiah sebenarnya mengawali perdagangan dengan melemah 0,03% di level Rp 13.850/US$.
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (10/1/2020) hingga menyentuh level terkuat sejak April 2018.

Rupiah sebenarnya mengawali perdagangan dengan melemah 0,04% di level Rp 13.850/US$. Tetapi tidak lama rupiah langsung berbalik menguat tajam, dan pada tengah hari berada level Rp 13.745/US$, atau menguat 0,72% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Membaiknya sentimen pelaku pasar menjadi pemicu utama penguatan rupiah, selain juga ada faktor teknikal.

Menurunnya risiko perang antara AS dengan Iran membuat sentiment pelaku pasar membaik

Seperti diketahui sebelumnya, pada Rabu (8/1/2020) pagi kemarin, Iran menyerang pangkalan militer AS di Irak dengan belasan rudal. Pasar dibuat cemas akan risiko terjadinya perang yang lebih luas, tetapi Presiden AS, Donald Trump, mendinginkan situasi.

Dalam pidatonya pada Rabu (8/1/2020) Trump mengindikasikan tidak akan menggunakan kekuatan militer. Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan membuka peluang bernegosiasi dengan Iran. "Kita semua harus bekerja sama untuk mencapai kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan damai" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International.



Rupiah mendapat tenaga tambahan untuk menguat setelah memastikan akan menandatangani kesepakatan dagang fase I pada 15 Januari mendatang.

"Karena undangan dari AS, Liu He akan memimpin delegasi ke Washington dari tanggal 13 hingga 15 Januari untuk menandatangani perjanjian fase I," kata Menteri Pertanian China Gao Feng, sebagaimana dikutip AFP.

Secara teknikal, tanda-tanda penguatan rupiah sudah muncul sejak Selasa (7/1/2020). Saat itu rupiah membuka perdagangan di level Rp 13.930/US$, dan mengakhiri perdagangan di level Rp 13.870/US$, menguat 0,47%.

Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.

Ngeri.! Rupiah Terkuat Sejak April 2018, Dekati Rp 13.700/US$Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: Refinitiv


Grafik di atas menunjukkan pergerakan harian dolar AS vs rupiah (USD/IDR) dalam candlestick. Black Marubozu terjadi pada hari Selasa lalu, yang menjadi tanda jika dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah.

Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan. 

Dominannya para investor yang menjual dolar AS dan dan atau membeli rupiah akhirnya terlihat lagi sejak Kamis kemarin setelah menahan diri akibat risiko terjadinya perang antara AS dan Iran.

Target penurunan US$ 13.770 sudah dicapai pada hari ini, bahkan terlewati. Penguatan tajam rupiah berpeluang akan tertahan pada hari ini, melihat indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh jual (oversold).

Support (tahanan bawah) kini berada di level Rp 13.735/US$ (level terkuat rupiah April 2018), akan menjadi penahan penguatan rupiah hari ini.

Namun ke depannya, rupiah berpotensi menguat menuju Rp 13.695 (level terkuat rupiah Maret 2018), jika mampu menembus support tersebut.
Sementara jika gagal menembus support, penguatan rupiah berpotensi terkoreksi ke Rp 13.830/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular