Soal Duit Nasabah Jiwasraya, Erick: BUMN Tidak Melarikan Diri

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan terkait dengan dana nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ada tahapan yang mesti dilalui dan sudah disiapkan skemanya. Pemerintah saat ini juga tidak melarikan diri kendati kasus yang mendera Jiwasraya ini sudah terjadi sejak tahun 2006.
Pada Oktober-Desember 2019, jumlah polis jatuh tempo yang harus dibayar Jiwasraya mencapai Rp 12,4 triliun atas produk JS Saving Plan, produk bancassurance yang dirilis perusahaan asuransi BUMN ini.
"[Pemerintah memastikan dana nasabah Jiwasraya balik?] Kan ada step-nya, pembentukan holding itu nanti akan ada cash flow Rp 1,5 triliun, kita bisa cicil ke depan. Juga nanti ada aset saham yang mungkin bisa dilepas itu bisa. Jadi kita coba," kata Erick di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
"Kalau kita ini sedang bilang investasi tetapi di lain pihak kepercayaannya [investor] menurun. Kita tahu pertumbuhan ekonomi tinggi. Tapi pengelolaan GCG [tata kelola perusahaan] tidak ada. Gimana publik bisa percaya, gimana bursa bisa melemah. Kemarin bursa melemah karena orang enggak ada yang percaya, akhirnya invest lagi di tempat lain. Karena itu kita memastikan ini berjalan dengan baik."
Erick menegaskan pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN memiliki beberapa tahapan guna memastikan kepentingan nasabah.
"Dijelaskan bagaimana step BUMN untuk memastikan nasabah punya kepastian. Kita enggak mau dianggap BUMN melarikan diri walaupun [kasus ini mulai] tahun 2006," katanya.
Pendiri Mahaka Media ini mengatakan apa yang terjadi dulu dengan kasus Jiwasraya dan kemudian berlanjut pada saat ini tak akan membuat pemerintah diam. "Pemerintah selalu mencarikan solusi pasti di bawah pemerintahan Jokowi, tentu kebetulan kami yang sedang coba bekerjasama memberikan solusi. Jadi bukan lempar problem. Kita harus menjadi solusi maker," tegasnya.
Ketika ditanya aset apalagi yang bisa diupayakan mengembalikan dana nasabah, Erick mengatakan pihaknya sudah menyampaikan bahwa ada mekanismen dan tahapan yang sudah direncanakan dan itu sudah menjadi wilayah dari direksi Jiwasraya.
"Kan ada dirutnya Pak Hexana [Hexana Tri Sasongko], kita support, jangan sampai dirut jadi menteri, menteri jadi dirut. Tapi kita sudah berkolaborasi, apalagi sekarang banyak direksi BUMN kredibilitasnya tinggi."
Selain itu, Erick juga mengatakan skandal dugaan korupsi di tubuh Jiwasraya juga turut mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal sehingga kasus tersebut memicu dana investor untuk beralih ke tempat lain.
"Kita tahu pertumbuhan ekonomi tinggi. Tapi pengelolaan GCG [tata kelola perusahaan] tidak ada. Gimana publik bisa percaya, gimana bursa bisa melemah. Kemarin bursa melemah karena orang enggak ada yang percaya, akhirnya invest lagi di tempat lain," kata Erick.
Wah! Ternyata Jiwasraya Sempat Mau Disuntik APBN, tapi Gagal
(tas/tas)