
Simak! Ramalan Rupiah di 2020: Rp 13.600-Rp 14.300/US$
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
09 January 2020 15:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah pada tahun ini diramal akan lebih baik dari tahun 2019. Meski pada awal tahun sudah terjadi goncangan karena konflik AS dan Iran, tapi dinilai tidak akan lebih buruk dari perang dagang yang berkelanjutan.
"Fundamental Rupiah tahun 2020 lebih baik ketimbang sebelumnya," ujar ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/1/2020).
Menurutnya, stabilitas eksternal akan sangat terjaga di tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor yang akan mengalami perbaikan. Setidaknya, ia menilai ada tiga faktor yang akan mendorong terjaganya stabilitas terutama di pasar keuangan.
Pertama, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan semakin kondusif dan menuju level 2,5% terhadap PDB.
Kedua, jatuh tempo utang luar negeri akan turun signifikan tahun ini, sehingga kebutuhan valas berkurang. Lalu ketiga adalah perbandingan imbal hasil surat berharga yang relatif lebih menarik dibanding negara lain.
"Dengan demikian kisaran Rupiah di antara Rp 13.900- Rp 14.200 per US$. Bahkan ada kecenderungan lebih kuat bila terjadi pelemahan struktural pada Dolar AS," kata dia.
Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto juga berpendapat yang sama, rupiah akan lebih baik di tahun ini.
"Proyeksi kami rupiah akan berada di level Rp 13.661- Rp 14.328," sebutnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia sangat pede bahwa aliran modal asing masuk (inflow) masih akan deras masuk ke Indonesia. Bahkan inflow akan lebih baik dari tahun lalu.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, pada tahun ini inflow sudah deras masuk ke Indonesia hingga mencapai Rp 169 triliun. Tahun ini, ia pede akan masuk lebih besar lagi terutama ke Surat Berharga Negara (SBN).
"Kami perkirakan tahun ini [inflow] masih akan lanjut karena global liquidity ini masih tinggi di global. Jadi kami masih optimis inflow masih baik ke SBN," katanya kepada CNBC Indonesia.
Dengan demikian, maka nilai tukar rupiah akan tetap terjaga stabilitasnya. BI pun akan selalu berada di pasar untuk melakukan stabilisasi saat rupiah mengalami tekanan.
(dru) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
"Fundamental Rupiah tahun 2020 lebih baik ketimbang sebelumnya," ujar ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/1/2020).
Menurutnya, stabilitas eksternal akan sangat terjaga di tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor yang akan mengalami perbaikan. Setidaknya, ia menilai ada tiga faktor yang akan mendorong terjaganya stabilitas terutama di pasar keuangan.
Kedua, jatuh tempo utang luar negeri akan turun signifikan tahun ini, sehingga kebutuhan valas berkurang. Lalu ketiga adalah perbandingan imbal hasil surat berharga yang relatif lebih menarik dibanding negara lain.
"Dengan demikian kisaran Rupiah di antara Rp 13.900- Rp 14.200 per US$. Bahkan ada kecenderungan lebih kuat bila terjadi pelemahan struktural pada Dolar AS," kata dia.
Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto juga berpendapat yang sama, rupiah akan lebih baik di tahun ini.
"Proyeksi kami rupiah akan berada di level Rp 13.661- Rp 14.328," sebutnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia sangat pede bahwa aliran modal asing masuk (inflow) masih akan deras masuk ke Indonesia. Bahkan inflow akan lebih baik dari tahun lalu.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, pada tahun ini inflow sudah deras masuk ke Indonesia hingga mencapai Rp 169 triliun. Tahun ini, ia pede akan masuk lebih besar lagi terutama ke Surat Berharga Negara (SBN).
"Kami perkirakan tahun ini [inflow] masih akan lanjut karena global liquidity ini masih tinggi di global. Jadi kami masih optimis inflow masih baik ke SBN," katanya kepada CNBC Indonesia.
Dengan demikian, maka nilai tukar rupiah akan tetap terjaga stabilitasnya. BI pun akan selalu berada di pasar untuk melakukan stabilisasi saat rupiah mengalami tekanan.
(dru) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Most Popular