Harga Minyak Meroket, ESDM: Pernah US$ 100 Lebih Gak Masalah

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 January 2020 09:16
Konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran yang terus memanas berdampak pada harga minyak dunia.
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran yang terus memanas berdampak pada harga minyak dunia yang terus meningkat.

Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto tidak memberikan banyak komentar.

Dia malah mengatakan harga minyak pernah mencapai di atas US$ 100 per barel dan tidak ada masalah.

"Ya harga minyak dunia pernah di atas US$ 100 saja enggak ada masalah. Mau harga selangit subsidi kita tetap Rp 1.000 per liter," ungkapnya singkat di Kementerian ESDM, Rabu malam,(8/01/2020).


Data perdagangan mencatat, pada pagi ini, Kamis (9/1/2020), harga minta mentah jenis WTI di Bursa NYMEX diperdagangkan di level US$ 60,03/barel, atau naik 0,70%, sementara Brent di level US$ 65,85/barel, naik 0,63%.

Harga minyak dunia diprediksi bisa meroket bila Iran melakukan blokade Selat Hormuz, yang merupakan jalur pengiriman minyak terpenting di dunia. Selat Hormuz ini membentuk chokepoint (pusat pemberhentian) antara Teluk Arab di Iran dan Teluk Oman.

Selat sepanjang 39 kilometer ini adalah satu-satunya rute menuju laut terbuka bagi lebih dari seperenam produksi minyak global atau sekitar 17,2 juta barel minyak per hari dan sepertiga pasokan gas alam cair (LNG) dunia.


Para analis energi, seperti dikutip CNBC International mengatakan, naiknya tensi geopolitik telah menimbulkan ketakutan akan meluasnya konflik di Timur Tengah. Bila kondisi ini terjadi, maka pasokan energi bisa terganggu, khususnya minyak.

Analis dari Tribeca Investment Partners, James Eginton, mengatakan harga minyak bakal melonjak tinggi bila Iran menutup pasokan minyak di Selat Hormuz.

"Bila anda memblokade Selat Hormuz, maka anda akan mengirim harga minyak ke US$ 100/barel. Dalam beberapa hari ke depan, bila kita melihat Iran mencoba memblokad Selat Hormuz, maka kita akan melihat harga minyak naik tinggi," ujar Eginton.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Nyaris Tanpa Cela, Minyak Mentah di Level Tertinggi 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular