Analisis Teknikal IHSG

Iran Balas Kematian Soleimani, IHSG Berpotensi Melemah Lagi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 January 2020 08:52
Pangkalan udara Al Asad di Irak barat yang sebagian ditempati pasukan AS diserang Iran.
Foto: Warga mengiringi peti jenzah Jenderal Qassem Soleimani (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kedua Selasa (7/1/2019) kemarin ditutup dengan penguatan 21 poin (0,35%) ke level 6.279.

Untuk perdagangan hari in Rabu (8/1/2020), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali melemah dengan potensi rentang perdagangan pada level 6.200 hingga 6.300.


Dari global, indeks Wall Street turun karena investor hati-hati di tengah kebuntuan hubungan AS-Iran. Tiga indeks utama ditutup turun: Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,42% atau 119 poin, indeks S&P 500 terkoreksi 0,28% atau 9 poin, dan Nasdaq terpangkas 0,03% atau 2 poin.

Kekhawatiran investor ternyata benar, pada Selasa (7/1) waktu AS, Pangkalan udara Al Asad di Irak barat yang sebagian ditempati pasukan AS diserang Iran.

Teheran menembakkan lebih dari selusin rudal balistik dari wilayah Iran terhadap setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel koalisi yang dipimpin AS, ungkap militer AS.

Pengawal garda Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa mereka menembakkan roket sebagai pembalasan atas pembunuhan Qassem Soleimani pekan lalu, menurut TV pemerintah.

Dari dalam negeri, sentimen positif dari survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) terhadap persepsi konsumen membuat sektor konsumer pada Selasa (7/1) mampu ditutup naik 1,31%. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Desember naik 2,2 poin menjadi 126,4 dan menjadi yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir.

Secara teknikal, IHSG menunjukkan potensi kenaikan seiring terbentuknya pola menyerupai capung (dragonfly) dengan ekor memanjang pada grafik berjenis candlestick.

Akan tetapi potensi pelehannya juga ada seiring level jenuh jualnya (oversold) belum tersentuh berdasarkan indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).

Sumber: Refinitiv


TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular