Kemarin Anjlok 1,04%, Hari Ini IHSG Mencoba Bangkit

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 January 2020 09:31
Kemarin Anjlok 1,04%, Hari Ini IHSG Mencoba Bangkit
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (7/1/2020), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,24% ke level 6.272,22. Pada pukul 09:25 WIB, apresiasi indeks saham acuan di Indonesia tersebut telah bertambah lebar menjadi 0,4% ke level 6.282,28.

IHSG mencoba bangkit pasca sudah anjlok 1,04% pada perdagangan kemarin, Senin (6/1/2020).

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang sedang kompak ditransaksikan di zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei terapresiasi 1,24%, indeks Shanghai naik 0,27%, indeks Hang Seng menguat 0,65%, indeks Straits Times terkerek 0,7%, dan indeks Kospi bertambah 0,87%.

Bursa saham Benua Kuning menghijau pasca sebelumnya diterpa tekanan jual menyusul memanasnya tensi antara AS dengan Iran. Indeks Shanghai misalnya, sudah terkoreksi selama dua hari beruntun. Senada dengan indeks Shanghai, indeks Hang Seng juga sudah terkoreksi selama dua hari beruntun.

Seperti yang diketahui, pada Jumat pagi waktu Indonesia (3/1/2020) AS diketahui telah menembak mati petinggi pasukan militer Iran. Jenderal Qassim Soleimani yang merupakan pemimpin dari Quds Force selaku satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran), tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad.

Selain itu, Abu Mahdi al-Muhandis yang merupakan wakil komandan dari Popular Mobilization Forces selaku kelompok milisi Irak yang dibekingi oleh Iran, juga meninggal dunia.

Kini, pelaku pasar saham Asia terus memantau kejelasan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China.

Seperti yang diketahui, belum lama ini AS dan China mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu.

Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.

Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada tanggal 15 Desember.

Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.

Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga mengatur mengenai komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.

Menjelang tahun baru kemarin, Trump mengungkapkan bahwa kesepakatan dagang tahap satu dengan China akan diteken di Gedung Putih pada tanggal 15 Januari.

Hal tersebut diumumkan oleh Trump melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Menurut Trump, pejabat tingkat tinggi dari China akan menghadiri penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu.

Kemudian, Trump juga mengungkapkan bahwa nantinya dirinya akan bertandang ke Beijing guna memulai negosiasi terkait kesepakatan dagang tahap dua.

Mengingat posisi AS dan China sebagai dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi, tentu prospek ditekennya kesepakatan dagang menjadi sentimen positif bagi pasar saham Asia. Walaupun bursa saham kawasan Asia sedang menghijau, pelaku pasar tetap perlu mencermati perkembangan dari tensi antara AS dengan Iran.

Pasalnya, Iran tak tinggal diam atas langkah keras yang diambil AS yakni membunuh Soleimani. Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan AS. Dirinya menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS.

"AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya," tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2019).

Soleimani sendiri telah disanksi oleh AS sejak tahun 2007 dan pada Mei 2019, Washington memutuskan untuk melabeli Revolutionary Guards, beserta dengan seluruh bagiannya, sebagai organisasi teroris, menandai kali pertama label tersebut diberikan terhadap lembaga militer resmi dari sebuah negara.

Pada Minggu pagi waktu Indonesia (5/1/2020) atau Sabtu malam waktu AS (4/1/2020), Trump memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas pembunuhan Soleimani yang diotorisasi sendiri oleh dirinya. Kalau sampai peringatan tersebut tak diindahkan, Trump menyatakan akan menyerang sebanyak 52 wilayah sebagai balasan.

Hal tersebut diumumkan oleh Trump melalui serangkaian cuitan di akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Menurut Trump, beberapa dari 52 wilayah tersebut merupakan lokasi yang sangat penting bagi Iran. Dipilihnya 52 wilayah tersebut melambangkan jumlah tawanan asal AS yang disandera oleh Iran di masa lalu.

Kemarin Anjlok 1,04%, Hari Ini IHSG Mencoba BangkitFoto: Twitter Donald Trump

Jika tensi antar kedua negara kembali tereskalasi, pelaku pasar saham Asia akan dipaksa untuk memasang posisi defensif. Jika ini yang terjadi, IHSG bisa saja menutup hari di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Ambyar! World War 3 di Depan Mata, IHSG Ambruk 1% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular