Di Balik Panasnya AS-Iran, Ada 'Tony Stark' yang Banjir Cuan!
                    Hidayat Setiaji, 
                CNBC Indonesia
    
    06 January 2020 12:58
    
    
        
    
 
                
                    
                    
                    
                    
                                        
                    
                                        
                                            
                            Jakarta, CNBC Indonesia - Perang adalah kehancuran. Namun dalam kehancuran itu, ada pihak yang berpotensi menangguk cuan.
Sejak pekan lalu, hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran memanas. Kedua negara tidak hanya gontok-gontokan, tetapi sudah saling membunuh.
Berawal dari serangan roket di pangkalan militer Irak yang menewaskan seorang kontraktor AS, Negeri Adidaya membalas dengan menggempur basis milisi Kataib Hezbollah yang dibekingi Iran. Kemudian terjadi aksi unjuk rasa di kantor Kedutaan Besar (Kedubes) AS di ibukota Irak, Baghdad.
  
  
  
  
Demonstrasi berlangsung ricuh, pelemparan batu terjadi di halaman kantor Kedubes AS. Aparat keamanan membubarkan massa dengan tembakan gas air mata.
Selang tidak lama setelah demonstrasi di Kedubes Irak, AS kembali melayangkan serangan udara terhadap pangkalan militer di Irak yang menewaskan pentolan militer Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. AS menengarai Suleimani adalah otak di balik berbagai serangan Iran sehingga dijuluki The Shadow Commander (Komandan Bayangan).
Namun Iran tentu tidak terima. Soleimani adalah sosok yang dipuja di Negeri Persia sehingga dinilai gugur sebagai martir. Teheran berjanji akan membalas AS secara setimpal.
"Balasan Iran terhadap pembunuhan Soleimani akan sangat berat. Haifa dan pusat-pusat militer Israel akan termasuk dalam balas dendam ini," tegas Mohzen Rezaei, mantan pimpinan Garda Revolusioner Iran, seperti dikutip dari Reuters.
Gayung bersambut. Ancaman Iran ditanggapi tidak kalah keras oleh Presiden AS Donald Trump. Jika Iran benar-benar melancarkan balas dendam, maka AS bakal menambah 'dosis' serangannya.
"Kalau terjadi, maka terjadilah. Kalau mereka berbuat sesuatu, maka akan ada pembalasan besar," ujar Trump.
                            
                                                
                    
                                            
                         
    
    
    
        
    
         
                        
                    
                
            Sejak pekan lalu, hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran memanas. Kedua negara tidak hanya gontok-gontokan, tetapi sudah saling membunuh.
Berawal dari serangan roket di pangkalan militer Irak yang menewaskan seorang kontraktor AS, Negeri Adidaya membalas dengan menggempur basis milisi Kataib Hezbollah yang dibekingi Iran. Kemudian terjadi aksi unjuk rasa di kantor Kedutaan Besar (Kedubes) AS di ibukota Irak, Baghdad.
Selang tidak lama setelah demonstrasi di Kedubes Irak, AS kembali melayangkan serangan udara terhadap pangkalan militer di Irak yang menewaskan pentolan militer Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. AS menengarai Suleimani adalah otak di balik berbagai serangan Iran sehingga dijuluki The Shadow Commander (Komandan Bayangan).
Namun Iran tentu tidak terima. Soleimani adalah sosok yang dipuja di Negeri Persia sehingga dinilai gugur sebagai martir. Teheran berjanji akan membalas AS secara setimpal.
"Balasan Iran terhadap pembunuhan Soleimani akan sangat berat. Haifa dan pusat-pusat militer Israel akan termasuk dalam balas dendam ini," tegas Mohzen Rezaei, mantan pimpinan Garda Revolusioner Iran, seperti dikutip dari Reuters.
Gayung bersambut. Ancaman Iran ditanggapi tidak kalah keras oleh Presiden AS Donald Trump. Jika Iran benar-benar melancarkan balas dendam, maka AS bakal menambah 'dosis' serangannya.
"Kalau terjadi, maka terjadilah. Kalau mereka berbuat sesuatu, maka akan ada pembalasan besar," ujar Trump.
Next Page
        
            Arus Modal Ramai-ramai Tinggalkan Asia        
    Pages
        
    
        Tags  
    
    
		Related Articles	
    
        Recommendation
         
    
     
    
    Most Popular
 
					 
					 
					