
Sebelum Nyalakan Kembang Api, Rupiah Mau Menguat Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 December 2019 07:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) nampaknya akan kembali menguat pada perdagangan Selasa (31/12/2019), melanjutkan tren positif dalam empat pekan terakhir.
Mata Uang Garuda juga berpeluang menutup tahun ini di level terkuat 2019.
Tanda-tanda apresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). Meski demikian melihat pola pergerakan dua pekan terakhir, rupiah berpeluang kembali menguat di menit-menit akhir perdagangan.
Berikut kurs dolar AS di pasar NDF jelang penutupan pasar Senin (30/12/2019) kemarin dibandingkan pagi ini sebelum pembukaan pasar, mengutip data Refinitiv:
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 30 Desember pukul 11:07 WIB:
Rupiah yang sudah mencatat penguatan empat pekan beruntun kembali menguat 0,18% ke Rp 13.920/US$ Senin kemarin, dan tidak jauh dari level terkuat tahun ini Rp 13.885/US$ yang dicapai pada bulan Februari dan Juli lalu.
Kabar terbaru dari kesepakatan dagang fase I AS-China membuat sentimen pelaku pasar semakin ceria, menjadi modal bagi rupiah untuk menutup tahun 2019 dengan melewati level terkuat tersebut.
Tanda-tanda kesepkatan tersebut akan diteken dalam waktu dekat semakin menguat setelah South China Morning Post kemarin mewartakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, akan bertandang ke Washington di pekan ini untuk menandatangani kesepakatan.
South China Morning Post yang mengutip sumber yang mengetahui perihal tersebut juga memberitakan delegasi dari Tiongkok akan berada di Washington hingga pertengahan pekan depan.
Sementara Senin waktu AS, penasehat Gedung Putih, Peter Navarro kepada Fox News mengatakan penandatanganan akan dilakukan dalam waktu satu pekan ke depan atau lebih. Navarro mengatakan kedua belah pihak masih menunggu terjemahan dari kesepakatan dagang fase I, sebagaimana dilansir CNBC International.
Selain itu, indeks dolar AS yang sedang loyo juga bisa dimanfaatkan rupiah untuk kembali menguat di perdagangan terakhir 2019. Pada perdagangan Senin indeks dolar berakhir melemah 0,17% ke 96,74, dan berada di dekat level terendah enam bulan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Mata Uang Garuda juga berpeluang menutup tahun ini di level terkuat 2019.
Tanda-tanda apresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). Meski demikian melihat pola pergerakan dua pekan terakhir, rupiah berpeluang kembali menguat di menit-menit akhir perdagangan.
Periode | Kurs 30 Desember (15:52 WIB) | Kurs 31 Desember (6:45 WIB) |
1 Pekan | Rp13.900 | Rp 13.896 |
1 Bulan | Rp13.923 | Rp 13.921 |
2 Bulan | Rp13.956 | Rp 13.955 |
3 Bulan | Rp13.998 | Rp 14.000,6 |
6 Bulan | Rp14.129,70 | Rp 14.145,5 |
9 Bulan | Rp14.273 | Rp 14.302,7 |
1 Tahun | Rp14.415,80 | Rp 14.405,5 |
2 Tahun | Rp15.104,20 | Rp 14.961 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 30 Desember pukul 11:07 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 13.945 |
3 Bulan | Rp 14.025 |
Rupiah yang sudah mencatat penguatan empat pekan beruntun kembali menguat 0,18% ke Rp 13.920/US$ Senin kemarin, dan tidak jauh dari level terkuat tahun ini Rp 13.885/US$ yang dicapai pada bulan Februari dan Juli lalu.
Kabar terbaru dari kesepakatan dagang fase I AS-China membuat sentimen pelaku pasar semakin ceria, menjadi modal bagi rupiah untuk menutup tahun 2019 dengan melewati level terkuat tersebut.
Tanda-tanda kesepkatan tersebut akan diteken dalam waktu dekat semakin menguat setelah South China Morning Post kemarin mewartakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, akan bertandang ke Washington di pekan ini untuk menandatangani kesepakatan.
South China Morning Post yang mengutip sumber yang mengetahui perihal tersebut juga memberitakan delegasi dari Tiongkok akan berada di Washington hingga pertengahan pekan depan.
Sementara Senin waktu AS, penasehat Gedung Putih, Peter Navarro kepada Fox News mengatakan penandatanganan akan dilakukan dalam waktu satu pekan ke depan atau lebih. Navarro mengatakan kedua belah pihak masih menunggu terjemahan dari kesepakatan dagang fase I, sebagaimana dilansir CNBC International.
Selain itu, indeks dolar AS yang sedang loyo juga bisa dimanfaatkan rupiah untuk kembali menguat di perdagangan terakhir 2019. Pada perdagangan Senin indeks dolar berakhir melemah 0,17% ke 96,74, dan berada di dekat level terendah enam bulan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular