
Hari Terakhir Bursa 2019, IHSG Jatuh 0,47%, Net Sell Rp 583 M
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 December 2019 16:31

Pelaku pasar saham tanah air memasang posisi defensif seiring dengan apresiasi IHSG yang sudah sangat signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Di sepanjang bulan Desember (hingga penutupan perdagangan hari Jumat), IHSG telah menguat sebesar 5,28%.
Lantas, bulan Desember kembali terbukti menjadi bulan yang bersahabat bagi pelaku pasar saham tanah air. Bahkan, sejatinya bulan Desember bisa dikatakan sebagai bulan yang paling bersahabat jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Apresiasi terbaik IHSG pada bulan Desember terjadi pada tahun 2003. Per akhir Desember 2003, IHSG melejit hingga 12,12% jika dibandingkan dengan posisi per akhir November 2003.
Jika dirata-rata, IHSG membukukan imbal hasil sebesar 4,42% secara bulanan pada bulan Desember.
Salah satu fenomena yang berperan besar di balik performa IHSG yang baik di bulan Desember adalah Santa Claus rally. Untuk diketahui, Santa Claus rally merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada lima perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua perdagangan pertama di bulan Januari.
Melansir CNBC International yang mengutip Stock Trader’s Almanac, secara rata-rata sejak tahun 1950, indeks S&P 500 membukukan imbal hasil sebesar 1,3% pada periode lima perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua perdagangan pertama di bulan Januari.
Dalam 10 tahun terakhir, fenomena Santa Claus rally terbukti masih terus terjadi. Dalam 10 tahun terakhir, berdasarkan data Stock Trader’s Almanac yang kami kutip dari CNBC International, indeks S&P 500 hanya membukukan koreksi sebanyak dua kali selama periode Santa Claus rally, yakni di tahun 2014 dan 2015.
Ada beberapa penjelasan di balik fenomena Santa Claus rally, seperti optimisme meyambut tahun baru dan investasi dari bonus musim liburan misalnya. Selain itu, ada juga teori yang mengatakan bahwa beberapa investor institusi besar yang cenderung lebih pesimistis terhadap pasar saham sedang berlibur pada periode ini, sehingga pasar didominasi oleh investor ritel yang cenderung lebih optimistis.
Sejauh ini sejak periode Santa Claus rally tahun 2019 dimulai pada hari Selasa (24/12/2019), indeks Dow Jones tercatat menguat 0,33%, indeks S&P 500 naik 0,5%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,68%. Jika dihitung di sepanjang bulan Desember (hingga penutupan perdagangan hari Jumat), indeks Dow Jones sudah melejit 2,12%, indeks S&P 500 melesat 3,15%, dan indeks Nasdaq Composite meroket 3,94%.
Fenomena lain yang juga berperan besar di balik performa IHSG yang baik di bulan Desember adalah window dressing. Melansir Investopedia, window dressing merupakan teknik yang dilakukan oleh para manajer investasi menjelang akhir kuartal dalam mempercantik performa produk investasi yang menjadi kelolaannya.
Di pasar saham, window dressing dilakukan dengan menjual saham-saham yang membebani kinerja produk investasi dan kemudian membeli saham-saham yang telah melesat sebelumnya. Saham-saham yang dibeli tersebut otomatis akan masuk ke dalam komposisi portofolio untuk kemudian dilaporkan kepada investor.
Kini, apresiasi IHSG yang sudah begitu signifikan membuat pelaku pasar saham tanah air tergiur untuk mencairkan keuntungan yang sudah mereka dapatkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular