Pekan Lalu Naik, Tapi Harga Batu Bara Masih 'Berdarah-darah'

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 December 2019 10:04
Sepekan kemarin harga batu bara naik 2,86%. Namun jelang akhir tahun kinerja perdagangan batu bara terbilang menurun
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Usai tak bergerak setelah libur Natal, harga batu bara ditutup menguat pada akhir perdagangan pekan lalu. Dalam sepekan, harga batu bara berjangka ICE Newcastle mengalami kenaikan 2,86%.

Jumat (27/12/2019), harga batu bara ICE Newcastle menyentuh level US$ 68,4/ton. Harga batu bara naik tipis 60 sen atau terapresiasi 0,88% dibanding periode perdagangan Kamis (26/12/2019)



Nasib batu bara tahun ini memang tak begitu baik. Buktinya sejak awal tahun hingga akhir Desember pekan lalu, harga batu bara masih terkoreksi 32,5%. Sejak awal September, harga batu bara cenderung bergerak sideways.

Dalam beberapa waktu terakhir terutama jelang akhir tahun, aktivitas pengiriman batu bara memang mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin dari indeks Baltic Capesize yang mengukur pengiriman komoditas bijih besi dan batu bara dengan kapal tanker berkapasitas 170.000-180.000 ton.


Berdasarkan data Refinitiv, indeks Capesize turun 4 poin ke level 1.950 dan merupakan level terendah sejak 17 Juni. Rata-rata pendapatan harian kapal kargo untuk tipe Capesize yang mengangkut 170.000-180.000 ton bijih besi atau batu bara turun US$ 29 menjadi US$ 14.337.

Berdasarkan data batu bara mingguan Refinitiv, kinerja impor di beberapa negara konsumen batu bara terbesar seperti Jepang, India dan Korea Selatan juga mengalami penurunan.

Persediaan batu bara di pelabuhan utama China bagian utara yaitu Caofeidian, Qinhuagndao dan Jingtang berada di posisi 15,04 juta ton per 20 Desember lalu. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 17,31 juta ton.

Impor batu bara China sejak awal bulan hingga periode 20 Desember 2019 mencapai 12,6 juta ton. Total impor sejak awal bulan Desember tahun ini melebihi jumlah pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 11,9 juta ton.

Beralih ke Negeri Sakura dan Negeri Ginseng, impor batu bara Jepang dan Korea Selatan sejak awal bulan tercatat masing-masing 11,4 juta ton dan 6,4 juta ton.


Jika dibanding periode yang sama tahun lalu maka jumlah tersebut lebih rendah, mengingat impor batu bara Jepang mencapai 12 juta ton dan Korea Selatan mencapai 8,2 juta ton.

Impor batu bara India di bulan Desember tahun ini mencapai 10,9 juta ton, menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 12,4 juta ton. Total persediaan batu bara di berbagai pembangkit listrik di India naik menjadi 30,9 juta ton atau setara dengan 18 hari penggunaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


(twg/tas) Next Article Sampai Akhir 2019, Harga Batu Bara Tak Kunjung Beranjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular