Pasar Sepi bin Landai, Rupiah Istirahat Dulu

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 December 2019 08:11
Pasar Sepi bin Landai, Rupiah Istirahat Dulu
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) minim pergerakan di perdagangan pasar spot hari ini. Tidak banyak sentimen yang beredar di pasar sehingga investor memanfaatkannya untuk mencairkan keuntungan (profit taking).

Pada Jumat (27/12/2019), US$ 1 setara dengan Rp 13.950 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya alias stagnan.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi 0,07% di hadapan dolar AS. Dengan begitu, rupiah telah membukukan penguatan 0,92% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahu, penguatan mata uang Tanah Air mencapai 2,96%.

Investor tentu tergoda mencairkan cuan karena penguatan rupiah yang begitu tajam. Tekanan jual bisa datang mendera rupiah kapan saja, sehingga nilai tukarnya melemah. Sepertinya momentum itu akan datang hari ini.

Memang pasti akan tiba waktunya rupiah terserang virus koreksi. Tidak masalah, karena koreksi membuat rupiah bergerak sehat. Kalau menguat terus, rupiah akan mengalami penggelembungan nilai aset yang ketika meletus bisa berdampak sistemik.


Sementara mata uang utama Asia cenderung melemah tipis di hadapan dolar AS. Minimnya sentimen membuat investor kurang bergairah untuk masuk ke pasar keuangan Benua Kuning.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:10 WIB:




Mungkin satu-satunya sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar adalah perkembangan hubungan AS-China. Arahnya positif, karena kedua negara di ambang menandatangani perjanjian damai dagang fase I.

Pada Hari Natal, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan Washington dan Beijing akan segera meneken kesepakatan dagang. Saat ini naskah perjanjian sudah hampir rampung, tinggal proses penerjemahan.

"Kami akan melakukan seremoni penandatanganan. Pasti. Kami akan melakukan penandatanganan dengan cepat karena kami ingin segera selesai. Kesepakatan sudah selesai, sekarang tinggal diterjemahkan," kata Trump, seperti diberitakan Reuters.


Beijing pun tidak kalah optimistis. Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan kedua negara terus menjalin komunikasi yang intensif.

"Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara terus menjalin komunikasi erat terkait detail kesepakatan dan pekerjaan yang terkait dengan itu," kata Geng, seperti dikutip dari Reuters.

Namun selepas Hari Natal, tidak ada kabar yang benar-benar baru dari AS-China. Oleh karena itu, pelaku pasar pun menjadi kurang bersemangat. Apalagi libur Tahun Baru sudah dekat.

Ini membuat investor memilih untuk merealisasikan keuntungan yang sudah didapat di pasar keuangan Asia, yang tahun ini kinerjanya cukup moncer. Tekanan jual membuat mata uang utama Asia melemah, termasuk rupiah.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular