
Skandal Jiwasraya: Manchester City hingga Jual Saham Jeblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan kebingungannya saat mengetahui bahwa ternyata PT Asuransi Jiwasraya (Persero) melakukan 'make up' laporan keuangan. Hal ini dilakukan demi menjadi sponsor salah satu klub papan atas Liga Inggris, Manchester City.
"Bayangkan 2014, posisi Jiwasraya itu sudah jelek. Dia masih make up buat jadi support Manchester City. Dikira bisa bayar padahal pakai uang nasabah," kata Arya di Kementerian BUMN, Kamis (26/12/2019).
Menurut Arya, agak lucu jika Jiwasraya membayar klaim bukan dari hasil investasi tapi melalui premi nasabah baru. "Itu gali lubang tutup lubang," katanya.
![]() |
Pada 10 Juni 2014, Manchester City dan Jiwasraya meneken kemitraan saling menguntungkan. Jiwasraya resmi menjadi City's Official Insurance Partner di Indonesia.
"Reputasi Jiwasraya yang luar biasa di Indonesia dalam mengajak orang untuk merencanakan masa depan, di samping nilai-nilai inti mereka seperti integritas dan kompetensi, membuat mereka sangat cocok untuk Manchester City," kata Tom Glick, Chief Business Officer Man City, ketika itu, dikutip dari siaran pers.
"Kami berharap dapat bekerjasama dengan Jiwasraya dan pelanggan mereka selama musim mendatang untuk membawa mereka lebih dekat ke pertandingan yang mereka sukai."
Sebagai bagian dari kemitraan dalam 2 tahun tersebut, Jiwasraya memiliki hak untuk memproduksi iklan TV dengan bintang-bintang City, selain menampilkan logo Club dan citra pemain dalam kampanye pemasaran Jiwasraya di seluruh Indonesia.
Lebih jauh, Arya mengatakan salah satu opsi untuk menyelamatkan Jiwasraya dari kondisi gagal bayar dan restrukturisasi ialah dengan menjual aset keuangan perusahaan, terutama saham dengan nilai yang ambles alias undervalue.
Opsi ini akan dilakukan selain pilihan utama penyelamatan Jiwasraya melalui pembentukan holdingBUMN Asuransi yang tengah diproses dan ditargetkan kelar pada kuartal 1-2 tahun depan.
"Kita juga akan penjualan aset financial, saham undervalue, itu bisa Rp 5 triliun ke atas," tambah Arya.
"Saham yang kita punya [Jiwasraya], ini kan [ada saham] undervalue, ini kita harapkan Rp 5,6 triliun, atau hampir 6 triliun," katanya.
Terkait dengan opsi penjualan saham ini, Jiwasraya memang memiliki porsi investasi cukup besar di instrumen saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengacu laporan keuangan Desember 2017, nilai investasi saham mencapai Rp 6,63 triliun, kemudian nilainya turun drastis di Desember 2018 menjadi Rp 3,77 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, nilai saham yang dimiliki Jiwasraya ambles lagi menjadi di Rp 2,48 triliun di pencatatan September 2019.
Selain saham, penurunan lebih parah terjadi pada reksa dana. Pada Desember 2017 nilai reksa dana mencapai Rp 19,17 triliun, kemudian turun di Desember 2018 menjadi Rp 16,32 triliun serta penurunan paling tajam terjadi di pencatatan September 2019 menjadi Rp 6,64 triliun.
Laporan keuangan Jiwasraya
Ikhtisar | DES 2017 (RP T) | DES 2018 (RP T) | SEPT 2019 (RP T) |
ASET | 45,68 | 36,23 | 25,68 |
-SAHAM | 6,63 | 3,77 | 2,48 |
-DEPOSITO | 4,33 | 1,22 | 0,800 |
-REKSA DANA | 19,17 | 16,32 | 6,64 |
-OBLIGASI KORP. | 1,80 | 1,41 | 1,40 |
-TANAH & BANG | 8,68 | 8,68 | 8,68 |
- ASET LAIN | 1,95 | 1,72 | 2,47 |
-SUN | 3,09 | 3,11 | 3,19 |
EKUITAS | 5,57 | -10.20 | -23,92 |
Sumber: Jiwasraya
"Kita juga akan penjualan aset financial, saham undervalue, itu bisa Rp 5 triliun ke atas," kata Arya.
Namun Arya menegaskan nilai saham tersebut saat ini memang turun. "Maksudnya saham-saham tersebut saat ini undervalued, nantinya diharapkan mencapai up to Rp 5,6 triliun," tegasnya ketika ditemui di Kementerian BUMN.
"[Jadi tunggu saham naik?] ya...begitu," kata Arya.
![]() |
Dia belum bisa memastikan saham apa saja yang akan dilepas nantinya. "Nanti lagi dilihat, jadi jangan sampai terlalu rendah lah. Semoga bisa, pokoknya targetnya Rp 5,6 triliun, karena kan jangan sampai terlalu rendah."
Mengacu laporan keuangan, Asuransi Jiwasraya memiliki kewajiban gagal bayar produk JS Saving Plan senilai Rp 12,4 triliun. Polis produk asuransi tersebut jatuh tempo pada Oktober-Desember tahun ini, namun manajemen yang baru di Jiwasraya menegaskan belum sanggup untuk melakukan pembayaran lantaran kesulitan keuangan.
Kasus gagal bayar ini sudah ditangani Kejaksaan Agung. Dalam pemeriksaan awal, Kejagung menemukan dugaan adanya tindak pidana korupsi atas kasus ini. Kejagung juga menemukan fakta lain Jiwasraya melakukan investasi di 13 perusahaan manajer investasi (MI) yang mengelola reksa dana.
(tas/tas) Next Article Demi Bertahan, Jiwasraya akan Lepas Saham Undervalue Rp 6 T
