Analisis Teknikal IHSG

Volume Tinggi Jelang Tutup Tahun, IHSG Masih Bisa Nanjak?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
26 December 2019 08:42
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan hasil positif pada perdagangan Senin lalu.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan hasil positif pada perdagangan Senin lalu (23/12/2019) sebelum libur Hari Natal dengan kenaikan 21 poin (0,34%) ke level 6.305.

Untuk perdagangan hari ini Kamis (26/12/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali menguat, adapun potensi pergerakannya pada level 6.275 hingga 6.350.

Dari global, bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Rabu (25/12/2019) diliburkan karena memperingati Hari Natal sama seperti di Indonesia, tetapi pada hari Selasa (24/12/2019) masih dibuka meski hanya setengah hari.


Secara rata-rata bursa yang dikenal Wall Street tersebut mengalami koreksi meski tipis: Dow Jones turun 36 poin (-0,13%) menjadi 28.515, S&P 500 turun 1 poin (-0,02%) menjadi 3.223, dan Nasdaq stagnan pada level 8.952.

Pelaku pasar bursa Wall Street sempat bersorak pada awal perdagangan karena diberitakan bahwa China akan meningkatkan impor dari AS dengan memangkas tarif lebih dari 850 produk.

Presiden AS Donald Trump juga mengatakan pada Selasa bahwa perjanjian dagang dengan China sedang dilakukan, ia menambahkan akan ada penandatanganan resmi dengan Xi Jinping.

Akan tetapi di tengah perdagangan yang relatif sempit waktunya, beberapa pelaku pasar mengambil kesempatan merealisasikan keuntungan sehingga penguatan Wall Street tertahan dan ditutup dengan pelemahan tipis.

Dari dalam negeri, gairah investor pasar saham masih tinggi jelang perdagangan yang hanya menyisakan beberapa hari perdagangan tahun ini. Hal ini ditunjukkan dengan volume transaksi yang mencapai Rp 11,2 triliun, lebih besar dari rata-rata minggu lalu yang hanya Rp 9,5 triliun.

Secara teknikal, IHSG menunjukkan kecenderungan penguatan meski tidak mengakhiri perdagangan di level tertingginya. Posisi indeks terlihat cukup kokoh bergerak di atas garis rata-rata nilainya (moving average/MA) dalam 5 hari terakhir (MA5).

Pergerakan IHSG terlihat berusaha menutup celah penurunan (gap down) pada grafik candlestick di level 6.334. Gap tersebut terbentuk pada 13 September 2019 seiring kebijakan pemerintah yang mengumumkan kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) sebesar 23% yang membuat saham rokok rontok.

Potensi menuju level tersebut pada perdagangan hari ini cukup terbuka, hal ini tercermin dari posisi IHSG pada indikator teknikal MACD yang masih bergerak di area positif dengan membentuk pola persilangan emas (golden cross).

Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular