Profit Taking dan Jetlag Usai LIbur Natal, Rupiah Jadi Lemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 December 2019 08:23
Namun masih ada harapan rupiah bisa berbalik menguat karena kabar damai dagang AS-China yang semakin santer.
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah tipis di perdagangan pasar spot hari ini. Namun masih ada harapan rupiah bisa berbalik menguat karena kabar damai dagang AS-China yang semakin santer.

Pada Kamis (26/12/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.965 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Hari Natal.

Akan tetapi, masih ada kemungkinan rupiah mampu menyeberang ke zona hijau. Pelemahan rupiah relatif terbatas, sehingga ada ruang pembalikan.

Sepertinya investor masih mengambil posisi ambil untung (profit taking) terhadap mata uang Tanah Air. Maklum, rupiah sudah menguat 0,82% dalam sebulan terakhir. Sejak akhir tahun lalu, penguatan rupiah bahkan mencapai nyaris 3%.




Sementara mata uang utama Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Seperti yang menimpa rupiah, bisa jadi investor sedang jetlag usai libur Hari Natal. Pasar masih mencari bentuk permainan terbaik.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:18 WIB:



Kala pasar keuangan Indonesia libur pada 24 Desember, ada berita seputar dinamika hubungan AS-China. Arahnya positif, China semakin membuka diri untuk produk impor (termasuk dari AS).

China mempermudah masuknya barang impor asal AS dengan menurunkan bea masuk. Mulai tahun depan, China akan menerapkan bea masuk sementara yang lebih lebih rendah terhadap lebih dari 850 produk, termasuk dari AS seperti daging babi beku, alpukat, dan beberapa produk semikonduktor. Untuk daging babi beku, misalnya, tarif bea masuk turun dari 12% menjadi 8%.

"Langkah ini dilakukan untuk menambah pasokan seiring menipisnya pasokan dalam negeri untuk kebutuhan sehari-hari," sebut keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China, seperti diberitakan Reuters.

Kali ini, datang lagi kabar gembira. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan baru berbicara dengan Presiden China Xi Jinping melalui sambungan telepon. Trump mengatakan kesepakatan damai dagang fase I sudah bisa segera ditandatangani.

"Kami akan menggelar acara penandatanganan. Nanti kami akan cepat saja, karena kami ingin semua segera selesai. Kesepakatan sudah terjalin, sekarang tinggal proses penerjemahan," ungkap Trump, seperti dikutip dari Reuters.

Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer menambahkan, pemimpin kedua negara akan meneken kesepakatan damai dagang fase I pada awal Januari 2020. Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan Washington dan Beijing terus menjalin komunikasi yang erat.

"Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara terus melakukan komunikasi seputar detail perjanjian dan pekerjaan-pekerjaan terkait lainnya," kata Geng, seperti diwartakan Reuters.



TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular